Sejarah SEA Games, Ajang untuk Lahirkan Atlet Hebat di ASEAN Tapi Dicederai Negara Pelopor Kamboja

Kegagalan Kamboja mengikuti SEAP Games (sekarang SEA Games) edisi pertama dikarena konsisi dalam negeri yang tidak kondusif. Partisipasi mereka baru muncul pada SEAP Games 1961 di Myanmar.
Pada gelaran ini, Kamboja mendapat satu emas, enam perak, dan empat perunggu. Di edisi selanjutnya, SEAP Games 1963, andil Kamboja kembali terganggu sehingga meraka tidak bisa ikut.
Prestasi Kamboja meningkat pada SEAP Games 1965 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kontingen membawa pulang 15 medali emas, 19 perak, dan 17 perunggu.
Hingga SEAP Games berubah nama menjadi SEA Games, Kamboja tidak banyak ikut serta. Mereka hanya tiga kali ikut SEA Games diawal ajang ini berubah nama yakni SEA Games 1983 (Singapura), 1985 (Thailand), dan 1987 (Indonesia).
Memasuki tahun 1990an, kondisi konflik dalam negeri di Kamboja berangsung membaik. Akhirnya mereka kembali aktif pada SEA Games 1995 di Thailand.
Tetapi Kamboja hanya bisa membawa dua medali perunggu. Setelah itu, Kamboja selalu ikut dalam ajang SEA Games di edisi-edisi berikutnya.
Sebagai negara pelopor terciptanya SEA Games yang bertujuan untuk membentuk atlet olahraga tangguh di kawasan ASEAN agar bisa berbicara banyak di Asian Games dan Olimpiade, Kamboja belum pernah menjadi tuan rumah sebelum 2023.
Mereka sempat ditunjuk menjadi tuan rumah pada edisi 1963 tetapi gagal karena kondisi dalam negeri.
Pengumuman besar pun terjadi di Singapura. SEA Games Federation Council menunjuk Kamboja sebagai tuan rumah SEA Games pada edisi ke-33, atau tahun 2023.
Kamboja mempersiapkan lima provinsi sebagai tuan rumah kompetisi, yakni Phnom Penh, Siem Reap, Sihanoukville, Kep, dan Kampot. Tetapi bergulirnya SEA Games 2023 di Kamboja banyak menghadirkan kontroversi.