In-depth

Subur di Olahraga hingga Konser, Mengapa Fenomena Calo Sulit Diberantas di Indonesia?

Sabtu, 17 Juni 2023 06:30 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti, Miranti | Editor: Prio Hari Kristanto
© Ivan Reinhard Manurung/INDOSPORT
Sejumlah calo yang berkeliaran di depan gerbang Istora Senayan selama Indonesia Open 2023. Copyright: © Ivan Reinhard Manurung/INDOSPORT
Sejumlah calo yang berkeliaran di depan gerbang Istora Senayan selama Indonesia Open 2023.

FOOTBALL265.COM – Fenomena calo seolah tidak bisa terpisahkan dari acara-acara musik, olahraga maupun event internasional lainya termasuk Indonesia Open 2023.

Jakarta tengah disibukkan dengan hajatan besar karena ada beberapa acara internasional seperti Indonesia Open 2023 (13-18 Juni), Timnas Indonesia vs Argentina (19 Juni) dan konser musik Coldplay pada 15 November 2023 mendatang.

Namun ketiga acara bergengsi tersebut tercoreng karena merebaknya para calo yang secara blak-blakan berani menjual tiket dengan harga yang tidak masuk akal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makelar atau yang biasa dikenal sebagai calo berarti seseorang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan upah.

Baik ajang Indonesia Open 2023, Timnas Indonesia vs Argentina dan konser Coldplay yang digelar di Jakarta semua tiketnya habis terjual hanya dalam satu hari dan bahkan beberapa menit saja sudah sold out.

Hal ini tak lepas dari tingginya antusiasme para penggemar, tetapi juga dimanfaatkan oleh para calo untuk mendapatkan keuntungan.

Contohnya saja pada ajang bulutangkis Indonesia Open 2023 yang berlangsung pada 13-18 Juni di Istora Senayan, Jakarta, di mana para calo secara terang-terangan menjual tiket tepat di depan pintu masuk utama.

Tak hanya itu, para calo ini juga berani menjual tiket miliknya di dalam halaman Istora Senayan, dan menawarkannya kepada para pengunjung maupun penggemar yang berlalu-lalang dengan santainya meski banyak panitia maupun aparat keamanan yang berjaga.

Tim INDOSPORT yang turun ke lapangan sempat ditawari tiket oleh calo, tetapi ia tidak mau menyebutkan nominal yang dipatoknya dan hanya menyebutkan harga aslinya.

Selain itu, saat tengah berbicara, pelaku nampaknya sudah mengetahui identitas kami sebagai seorang wartawan dan memilih bungkam kemudian pergi lalu bergabung dengan komplotannya.