Penuh Intrik, Ada Kejanggalan dalam Ajang Balap Mobil HJSC 2019?

Rabu, 25 Desember 2019 19:35 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena
© HJSC 2019
Perhelatan Honda Jazz Speed Challange (HJSC) 2019 dinilai penuh dengan intrik, setidaknya menurut tim Bank BJB Delta Garage Racing. Copyright: © HJSC 2019
Perhelatan Honda Jazz Speed Challange (HJSC) 2019 dinilai penuh dengan intrik, setidaknya menurut tim Bank BJB Delta Garage Racing.

FOOTBALL265.COM - Perhelatan Honda Jazz Speed Challange (HJSC) 2019 di Sirkuit Sentul dinilai penuh dengan intrik, setidaknya menurut tim Bank BJB Delta Garage Racing. Mereka menilai lomba kali ini banyak kejanggalan.

Dalam lomba yang berlangsung di Sirkuit Sentul, Jawa Barat, terdapat polemik, tepatnya dalam kelas HJSC kelas master seri 4. Pembalap tim S racing Fino Saksono melakukan protes terhadap pembalap tim Banteng Motorsport Zharfan Rahmadi.

Zharfan diduga melakukan waving dan menimbulkan polemik dimana jawaban protes Fino diterima dan dikabulkan oleh IMI Jabar. Namun. kejanggalan terjadi karena selang beberapa waktu keluar putusan panel banding yang menolak protes sekaligus membatalkan keputusan IMI Jabar. 

Hal yang janggal karena keputusan panel banding dibuat oleh badan yang mana levelnya tidak lebih tinggi daripada IMI Jabar dan secara absurd juga tidak membatalkan keputusan tersebut. Kedua putusan ini memiliki sifat saling bertentangan. 

"Yang menjadi masalah adalah pemotongan dilakukan oleh promotor dengan segala kewenangannya yang seharusnya tak dapat diintervensi oleh pihak ketiga maupun eksternal lain," kata Manajer Tim Bank BJB Delta Garage Racing Team, Ali Redha.

"Kami kecewa terhadap profesionalitas Promotor Honda Speed Challange terkait ajang HJSC kelas master yang merugikan kami dan pembalap kami Avan Abdullah serta para sponsor tim kami," tambah Ali.

"Kami akan meminta pernyataan penjelasan secara terbuka dan secara tertulis dari Promotor Honda Speed Challange di hadapan awak media terkait kewenangan dan dasar hukum yang mereka gunakan saat melakukan pemotongan poin Zhafran pada seri 6," cetusnya.

Tak hanya itu, Ali Redha juga berencana mengambil langkah resmi ke segala induk olahraga di tingkat regional maupun internasional, termasuk ke FIA.

"Jika Zharfan Rahmadi ditetapkan sebagai juara umum HJSC kelas Master dengan dasar bahwa pemotongan poin di seri 7 adalah valid dan promotor telah menjilat ludahnya sendiri dengan membatalkan keputusan," imbuh Ali.

"Kami akan mengambil langkah resmi ke segala induk olahraga di tingkat regional maupun internasional, termasuk ke FIA untuk mengusut segala kejanggalan yang terjadi," tandas Ali.