Formula 1

Penyelenggara Formula E Klaim Aspal Uji Coba Tak Merusak Cagar Budaya

Jumat, 28 Februari 2020 09:45 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Indra Citra Sena
© Lev Radin/Pacific Press/LightRocket via Getty Images/Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Panitia penyelenggara (Organizing Committee/OC) Formula E mengklaim uji coba aspal untuk kejuaraan mobil balap bertenaga listrik itu tak merusak cagar budaya. Copyright: © Lev Radin/Pacific Press/LightRocket via Getty Images/Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Panitia penyelenggara (Organizing Committee/OC) Formula E mengklaim uji coba aspal untuk kejuaraan mobil balap bertenaga listrik itu tak merusak cagar budaya.

FOOTBALL265.COM - Panitia penyelenggara (Organizing Committee/OC) Formula E mengklaim bahwa uji coba aspal untuk kejuaraan mobil balap bertenaga listrik tersebut tak merusak cagar budaya.

OC Formula E diketahuitelah melakukan pengelupasan aspal pada hamparan bebatuan yang ditata rapi (cobblestone). Cagar budaya seluas 60 meter persegi di kawasan Monumen Nasional (Monas) kini telah bersih.

"Proses pengelupasan lapisan aspal dilaksanakan beberapa tahap didampingi ahli dari LAPI ITB (Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia - Institut Teknologi Bandung), dan saat ini telah kembali memunculkan 'cobblestone' sebagaimana sedia kala," kata Deputi Bidang Teknis OC Formula E Jakarta, Wisnu Wardhana.

Melansir dari laman Antara, sebelumnya juga telah dilakukan pengaspalan pada Sabtu (22/2/20) dan terkondisi siap dikelupas lebih cepat dari proyeksi, sehingga pada Selasa (25/2/20) dini hari area pasca-pengaspalan mulai dikelupas.

Pada fase persiapan pengelupasan, terlebih dahulu diadakan uji geser dengan menggunakan truk besar di atas aspal diuji coba berjalan dengan kuantitas terukur, lalu dilakukan pengereman. Tujuannya adalah melihat seberapa kuat aspal yang sudah melekat di cobblestone itu terhadap gesekan.

Berikutnya adalah tahap mengelupas atau membongkar aspal dengan memakai teknik cold milling machine dengan tujuan melihat seberapa mudah aspal dikelupas dan bagaimana efeknya terhadap cobblestone.

Setelah itu, barulah masuk ke tahap terakhir, yakni membersihkan area di atas hamparan cobblestone yang sebelumnya terlapisi aspal. Hasilnya, cobblestone bisa kembali seperti sedia kala.

"Aspal telah melalui kondisi panas pada suhu terukur dan guyuran hujan yang memadai serta dilintasi uji geser. Masa pelapisan sudah cukup waktu untuk mengevaluasi hasil," ujarnya.

"Secara umum, hasil uji coba pengaspalan memuaskan. Adapun keputusan akhir apakah geotextile (pelapisan serat) atau sandsheet (pelapisan pasir) yang dipilih untuk pengaspalan laga Formula E, belum dapat dipastikan. Kami perlu waktu untuk rapat berikutnya," tandas Wisnu Wardhana.

Pelapisan cobblestone dengan aspal dilakukan dengan dua material pelapisan berbeda, yaitu sandsheet (10mx4m) dan geotextile (5mx4m).

Di atas kedua lapisan tersebut dihampar aspal kasar (binder) tanpa melapisinya dengan aspal halus. Aspal halus baru digunakan pada pengaspalan untuk kebutuhan sirkuit pada waktunya.

Sebagaimana di kawasan Monas, sirkuit Formula E di Paris juga memiliki cobblestone yang dilapisi aspal saat gelar Formula E dan dikelupas kembali dengan mudah.

Aspal untuk sirkuit Formula E yang akan digunakan pada ajang Jakarta E-Prix (6 Juni) memiliki grade 3. Setelah selesai dibangun, FIA akan melakukan inspeksi sebelum memberikan pengesahan (homologasi) menjelang pemakaian sirkuit nanti.