Formula 1

Terancam Bangkrut, Eks Bos F1 Bakal Carikan Investor untuk Tim Williams

Sabtu, 6 Juni 2020 09:55 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Mantan bos Formula 1 (F1), Bernie Ecclestone, mengaku siap mencarikan investor atau pembeli untuk tim Williams yang terancam bangkrut.

Williams Grand Prix Holding mengumumkan bahwa pihaknya mengalami kerugian senilai 13 juta pound (sekitar Rp230 miliar) musim 2019. Untuk mencegah kebangkrutan, mereka menawarkan saham mereka kepada calon investor dengan opsi buy out.

Hal ini membuat Bernie Ecclestone tergugah hatinya untuk membantu Williams semaksimal mungkin. Dia mencarikan investor atau pembeli tim yang mau menjaga sejarah salah satu tim paling sukses di ajang F1.

“Williams mengalami kerugian 100 persen. Saya sedang mencari orang yang bisa atau mungkin dilibatkan untuk membeli tim, meski tantangannya sangat besar di kondisi sekarang. Namun, saya selalu berharap ini bukan akhir dari tim Williams,” ujar Bernie Ecclestone seperti dilansir GP Fans.

“Kondisi ini tak akan menjadi akhir dari sebuah era, namun saya harap seseorang bisa menjalankan tim dengan benar. Akan sangat disayangkan kehilangan tim seperti Williams yang memiliki sejarah yang begitu penting di F1,” tambahnya.

Williams sendiri sempat mengalami masa jaya periode 1980-1990an saat dipegang oleh Sir Frank Williams selaku sang pendiri. Pembalap seperti Nelson Piquet, Nugel Mansell, dan Alain Prost merasakan masa keemasan sebagai juara dunia.

Tim yang bermarkas di Inggris itu telah menyabet sembilan gelar juara dunia konstruktor dan tujuh gelar juara dunia balap, yang terakhir kali diraih oleh Jacques Villenueve pada 1997.

Tim yang kini dinakhodai Claire selaku putri dari sang pendiri, tengah mengalami masa sulit. Selama dua tahun terakhir, mereka hanya meraih delapan poin saja, serta meraih kemenangan terakhir mereka pada 2004.

Situasi memburuk dengan adanya pandemi virus corona yang membuat finansial mereka semakin tak karuan. Williams terpaksa merumahkan staf serta memotong gaji dua pembalapnya, George Russel dan Nicolas Latifi, sebesar 20 persen untuk memangkas biaya.

Tak hanya itu, mereka juga mengakhiri kerja sama dengan sponsor Rokit dan Rok Drinks, yang membuat mereka harus mendesain ulang livery untuk balapan selanjutnya.