10 Pebalap F1 Terbaik Sepanjang Masa
The FIA Formula One World Championship atau lebih dikenal dengan Formulan 1 merupakan ajang balapan mobil yang paling bergengsi dan menduduki kasta tertinggi dalam level kompetisi balapan jenis single seater.
Terhitung sejak tahun 1950, F1 sudah 65 tahun berjalan dan dinikmati oleh pecinta balap mobil di seluruh dunia. Selama 65 tahun itu banyak pebalap yang mencoba kerasnya balapan itu. Dari beberapa pebalap yang pernah merasakan panasnya sirkuit F1, terdapat sejumlah pebalap dengan teknik dan kualitas tinggi yang layak menempatkan mereka sebagai pebalap terbaik F1 sepanjang masa sebagaimana diangkat INDOSPORT di bawah ini.
Penulis: Abdul Hamid
1. Lewis Hamilton
Pebalap asal Inggris ini telah meraih tiga kali galar juara dunia F1 sepanjang karirnya. Mengawali karirnya di Formula Renault tahun 2001, Hamilton bisa dikatakan pebalap muda yang cukup berpotensi. Dan hal ini terbukti pada tahun 2008, ia meraih gelar juara dunia F1 pertamanya sekaligus memecahkan beberapa rekor dunia.
Ia menjadi pebalap termuda yang meraih gelar juara dunia setelah mengkandaskan rekor Fernando Alonso dan Emerson Fittipaldi. Pada tahun yang sama ia menjadi pebalap dari ras kulit hitam pertama yang mampu menjuarai F1.
Meskipun begitu, Hamilton tak bisa lepas dari kontroversi. ia pernah berserteru dengan mantan rekan setimnya di McLaren, Fernando Alonso, hingga menjadi korban aksi rasis di Spanyol pada awal tahun 2008.
Terlepas dari itu, prestasi gemilang Hammy- sapaan akrabnya, tahun 2008 silam diulang lagi pada tahun 2014 dan 2015. Dua tahun itu menjadikan Hamilton sebagai raja F1.
2. Mark Webber
Pebalap Asal Australia ini cukup bagus dalam debutnya sebagai pebalap F1. Pasalnya Webber mengawali karirnya dengan tim termiskin pada akhir tahun 90-an dan awal 2000-an yakni Minardi. Dengan kualitasnya, ia mampu tampil gemilang dengan finis kelima serta mengalahkan rekan setimnya secara dominan dalam babak kualifikasi.
Minardi sempat mengalami kebangkrutan dan membuat Webber harus absen satu tahun dari dunia balap. Baru pada tahun 2000 Webber beraksi kembali di GP Australia dengan meraih posisi 18 pada babak kuailifikasi lebih dari 4 detik dari waktu pole position, namun 1,4 detik di depan rekan setimnya Yoong. Di awal balapan Webber mendapatkan masalah dengan kontrol peluncurannya.
Atas semangat kompetitif dan bakat yang luar biasa, Webber dianugrahi "Rookie of the Year" pada akhir musim pertamanya paca vakum setahun. Sukses sebagai seorang pebalap, Weber beralih ke tim Jaguar Racing. Dan hasilnya ia manjadi pebalap ketiga asal Australia yang memenangkan balapan F1 setalah Jack Brabham dan Alan Jones pada Grand Prix Jerman 2009.
3. Clay Regazzoni
Datang sebagai pebalap cadangan, Regazzoni sukses membuktikan kulitasnya dan bertahan bersama tim Ferrari selama 3 musim. Regazzoni baru melakoni debutnya di F1 pada tahun 1970 dan debutnya itu terbilang manis. Adu cepat dengan tunggang kuda besi Ferrari, Regazzoni tampil 8 kali, menang satu kali di sirkuit Monza Italia, tiga kali naik podium, serta dua kali finis di urutan 4.
Clay sempat berganti-ganti tim mulai dari tim British Racing Motors, tim Tissot Ensign, tim Shadow Racing, tim Albilad-Saudi Racing, hingga tim Unipart Racing. Clary pun menjadi pebalap pertama yang membawa kemenangan bagi tim Williams saat GP Inggris 1979 di Silverstone. Clay meninggal dunia pada 15 Desember 2006 akibat kecelakaan saat mengendarai mobil di Italia.
4. John Surtees
Ia dikenal sebagai pebalap multi talenta. Selain turun di ajang F1, John Surtees juga turun di ajang MotoGP. Sampai saat ini Surtess masih tercatat sebagai pembalap pertama dan satu-satunya yang mampu memenangi dua gelar dunia di ajang yang berbeda, yaitu MotoGP pada tahun 1956, dan 1958 hingga 1960 serta Formula 1 pada tahun 1964.
Di ajang MotoGP, Surtess sukses membukukan rekor 11 kali kemenangan beruntun sejak GP Irlandia tahun 1958 hingga Tourist Trophy 1960. Sedangkan di ajang F1, ia bergabung bersama tim Ferrari, dimana akhirnya ia mampu menjadi juara dunia pada 1964.
5. Ayrton Senna
Pebalap kelahiran Brasil ini pernah mengangkat tiga trofi juara dunia F1. Selama 10 tahun ia bergelut di dunia F1 bersama tim Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams. Puncak kejayaannya sebagai pebalap baru terlihat ketika bersama tim McLaren. Bersama McLaren Senna mampu meraih juara dunia pertama kali di Formula 1 pada tahun 1988.
Karir Ayrton Senna harus berakhir pada 1994. Ia meninggal dunia dalam kecelakaan hebat di tikungan Tamburello saat memimpin balapan di GP San Marino di Sirkuit Imola bersama tim Williams pada 1 Mei 1994 yang bertepatan dengan peringatan Hari Buruh.
6. Michael Schumacher
Siapa yang tidak kenal dengan pebalap jenius ini. Pebalap asal Jerman ini merupakan peraih tujuh gelar juara dunia F1. Juara pertama kali diraih pada tahun 1994 dan berlanjut pada tahun 1995. Dalam kurun waktu 5 tahun karir Schumacher sempat meredup dan baru bersinar kembali di awal tahun 2000. Saat itu Michael Schumacher merajai F1 hingga tahun 2004.
Selama karirnya di dunia F1, Michael Schumacher beberapa kali memecahkan rekor di antaranya juara dunia paling banyak (7), kemenangan terbanyak (91), pemegang pole position terbanyak (68), peraih poin terbanyak 1.566), dan jumlah kemenangan terbanyak dalam satu musim (13 kali di musim 2004).
7. Emerson Fittipaldi
Aktif di era 1970 hingga 1980an, Emerson Fittipaldi masuk ke dunia F1 saat publik F1 berkabung.Ia hadir ketika kecelakaan tragis di Monza yang menewaskan Jochen Rindt. Sepanjang perjalannnya di dunia F1, Emerson berhasil meraih dua gelar juara dunia F1. Gelar pertamanya diraih saat berusia 25 tahun pada tahun1972 bersama tim Lotus dan gelar kedua diraih dua tahun kemudian bersama McLaren.
Gelar pertama yang diraih menobatkan dirinya sebagai pebalap termuda yang meraih gelar juara dunia F1. Usai 10 tahun berkarir di F1, Emmo-panggilan akrabnya banting stir ke ajang CART dan IndyCar. Bahkan ia sempat mencicipi dua kali gelar juara Indianapolis 500 pada tahun 1989 dan 1993.
8. Jackie Stewart
Pebalap dengan nama panjang Sir John Young Stewart ini lahir di Skotlandia tanggal 11 Juni 1939. Ia merupakan pebalap kedua setelah Jim Clark dari Skotlandia yang mampu meraih titel juara dunia F1. 'The Flying Scot"- julukan Jackie Stewart, mengawali karir balapannya di dunia F1 dengan cukup baik. Start pertama di dunia F1 pada tahun 1965 ia berhasil meraih posisi ketiga di bawah naungan tim Owen Racing Organisation.
Baru pada tahun 1969, Jackie berhasil meraih gelar juara junia pertamanya di ajang F1 bersama tim barunya Matra International. Prestasi emas itu terulang lagi di tahun 1971 bersama tim Tyrrell. Dan pada tahun 1973 menjadi tahun penutup yang luar biasa untuk Jackie Stewart. Ia mengakhiri karirnya di dunia F1 dengan meraih gelar juara dunia ketiganya.
9. Jacques Villeneuve
Pebalap kelahiran Kanada ini, merupakan anak dari pebalap legendaris F1 Gilles Villeneuve. Meskipun hanya meraih satu gelar juara dunia F1 di tahun 1997, Jacques berhasil meraih gelar juara dunia di CART Championship dan Indianapolis 500 di tahun yang sama yakni 1995.
Prestasi tersebut menjadikan dirinya pebalap ketiga setelah Mario Andretti dan Emerson Fittipaldi yang mampu mengarumngi tiga balapan yang berbeda sekaligus. Dan sampai saat ini belum ada pebalap Kanada yang menyamai rekornya di F1 ataupun di Indianapolis 500.
Setelah malang-melintang di dunia F1 selama 10 tahun Villeneuve berkarir di ajang balap Formula E, setelah sebelumnya turun di ajang Nascar, Speedcar Series dan Le Mans 24 Hours dalam kurun waktu 2007- 2015.
10. Jean Alesi
Karirnya sebaga pebalap F1 memang tidak sementereng pebalap lainnnya. Karir tertinggiJean Alesi hanya menjadi yang pertama dalam balapan di Kanada tahun 1995 dan sisanya berada diposisi ke-4 pada musim 1996/1997. Menjadi pebalap terbaik bukan hanya dilihat dari banyaknya trofi yang diraih, tetapi juga sikap. Hal ini dibuktikan oleh Jean Alesi yang penuh perjuangan dan tertatih-tatih meniti karir dii dunia balap.
Pebalap kelahiran Prancis ini mengawali karir bersama tim Tyrell pada musim 1989. Di sirkuit Phoenix GP AS, Alesi sempat menjadi bintang saat ia mampu mengungguli pebalap legendaris Ayrton Senna. Alhasil, Alesi pun kemudian bertahan di Tyrell selama dua musim.
Pada akhir 1990, ia ditawari kontrak oleh tim Williams. Namun ia lebih memilih untuk bergabung dengan Ferrari yang saat itu sedang dalam keadaan hancur. Alesi memilih Ferrari karena impian sejak kecilnya yakni ingin menjadi pembalap tim Ferrari. Padahal jika ia bergabung dengan tim Williams, kemungkinan besar ia akan berjaya.
Selama di Ferrari Alesi hanya mampu mempersembahkan satu kemenangan yakni pada tahun 1995. Setelah itu ia bergabung dengan Benetton dan Sauber masing-masing selama dua musim.
Pada tahun 2000 ia beralih ke tim Prost dan pensiun setahun kemudian. Jean Alesi memang tidak pernah meraih gelar juara dunia F1. Namun perjuangannya patut diberikan apresiasi tinggi.