Charles Leclerc dan Peluang Jadi The Next Michael Schumacher
FOOTBALL265.COM - Ferrari patut berbahagia karena pabrikan asal Italia itu akhirnya memiliki lagi pembalap muda yang sangat menjanjikan dalam diri Charles Leclerc.
Pembalap Ferrari, Charles Leclerc, kembali menorehkan raihan impresif di Formula 1 2019. Pada balapan GP Italia di Sirkuit Monza, Minggu (08/09/19), ia sukses meraih podium satu.
Ini merupakan kesuksesan beruntun yang diraih Leclerc setelah di seri GP Belgia ia juga meraih podium pertama mengangkangi Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas.
Leclrec memang menjadi sensasi dalam dua pekan ini. Penampilannya sudah ciamik sejak sesi free practice dan kualifikasi GP Belgia.
Dalam sesi FP dan kualifikasi, ia ada di posisi pertama. Hal ini diulangi pada GP Italia, Minggu (08/09/19) lalu, di mana ia memulai start dari grid pertama. Hasilnya, pembalap 21 tahun ini pun finis di terdepan.
"Saya belum pernah naik podium dengan begitu banyak orang di bawahnya. Sembilan puluh sembilan persen dari mereka adalah 'merah' (tim dan pendukung Ferrari)."
Ferrari sebagai tempatnya bernaung patut berbahagia karena pabrikan asal Italia itu akhirnya memiliki lagi pembalap muda yang sangat menjanjikan.
Siapa Charles Leclerc?
Charles Leclerc sudah mencuri perhatian semenjak September tahun lalu saat dirinya diumumkan menjadi pendamping Sebastian Vettel. Leclerc pun jadi pembalap termuda yang pernah membela Tim Kuda Jingkrak.
Hebatnya, ia masuk dengan menggantikan pembalap senior, Kimi Raikkonen. Lalu, apa yang membuat Ferrari terpikat merekrutnya?
Potensi Leclerc sudah tercium sejak membela tim Sauber pada 2018 lalu. Kala itu ia finis di peringkat 13 dengan 39 poin pada debut pertamanya di Formula 1. Capaian itu pun membuatnya sebagai pembalap rookie terbaik.
Performa pemuda asal Monako ini bahkan mendapat pujian khusus dari dua pembalap besar era ini, Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel.
"(Charles Leclerc) benar-benar memiliki potensi untuk melakukan hal hebat, dan Anda belum tentu bisa mengatakan hal itu kepada setiap pembalap muda yang telah datang di tahun-tahun sebelumnya," kata Hamilton dilansir dari Antara.
Charles Leclerc memulai kariernya sebagai pembalap gokart. Ia mampu memenangi sejumlah kejuaraan karting dari tahun 2005-2013.
Pada tahun 2014 Leclerc mulai masuk ke balapan mobil kursi tunggal. Ia mulai merambah Formula 3 Eropa pada tahun 2015 dan duduk di peringkat keempat.
Karier Leclerc melaju pesat pada tahun 2016 saat memenangi GP3. Di tahun itu pula ia gabung Akademi Balap Ferrari dan mendominasi musim 2017 balapan Formula bareng tim Prema.
Untuk Sang Ayah dan Sahabat
Dalam perkembangan kariernya, Leclerc sempat mendapat ujian berat setelah ditinggal teman sekaligus rival balapnya, Jules Bianchi.
"Aku menghabiskan sebagian besar hidupku membalap dengan Jules. Kami menghabiskan hampir setiap akhir pekan di trek milik ayahnya. Aku paling sering membalap dengan dia daripada dengan orang lain," ujar Leclerc dilansir dari Antara.
Pada 2014 Jules Bianchi mengalami kecelakaan tragis saat balapan F1 di GP Jepang dan meninggal dunia pada 15 Juli 2015 usai mendapat perawatan intensif.
Sekitar dua tahun sejak kepergian Bianchi, Leclerc kembali mendapat ujian berat usai sang ayah, Herce Leclerc, meninggal dunia pada 2017.
Beberapa pekan setelah kepergian ayahnya, Leclerc meraih pole position pada kualifikasi GP Baku. Kepergian sang ayah dan Jules Bianchi menguatkan tekad hati Leclerc untuk membalap dengan sepenuh hati.
"Aku dedikasikan setiap balapan dan setiap kemenangan untuk mereka," kata Leclerc.
The Next Schumacher
Ferrari masih berpuasa gelar setelah terakhir kaii Kimi Raikkonen meraih juara pada 2007. Semenjak itu, Formula 1 dikuasai oleh Red Bull dan Mercedes.
Padahal, Ferrari menjadi salah satu pabrikan paling disegani di Formula 1 berkat kisah legendaris Michael Schumacher.
Kini, dengan melejitnya Charles Leclerc, harapan pun membumbung tinggi. Masih berusia 21 tahun, Leclerc menunjukkan mentalnya untuk mampu bersaing dengan raksasa-raksasa lintasan seperti Hamilton dan Vettel.
Pertaruhan Ferrari untuk mengontraknya awal musim ini sepertinya bakal terbayar. Hingga seri ke-14, Charles Leclerc ada di peringkat keempat klasemen dengan 182 poin hasil dua kemenangan dengan total tujuh podium.
Charles Leclerc berpeluang besar untuk mengakhiri musim di posisi ketiga melewati Max Verstappen yang sekarang tinggal berselisih dua poin dari Leclerc. Peluang Leclerc untuk mengikuti jejak kesuksesan Schumi di Ferrari sangat terbuka lebar di masa mendatang.