FOOTBALL265.COM - Pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara, SEA Games 2019 di Filipina rupanya masih diselimuti dengan sejumlah kejanggalan meski sudah berlangsung selama kurang lebih empat hari.
Sebelumnya, selama masa persiapan hingga jelang pembukaan banyak venue pertandingan yang masih belum rampung. Hal tersebut membuat penyelenggaraan SEA Games 2019 disebut-sebut jadi yang paling buruk dalam sejarah.
Kini, negara yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte kembali menjadi bahan perbincangan setelah banyak terjadi keputusan kontroversial di beberapa cabang olahraga, salah satunya adalah pencak silat.
Secara mengejutkan, tim pencak silat tuan rumah Filipina mendadak hebat. Hingga saat ini, mereka berada di urutan pertama dengan perolehan satu medali emas dan satu medali perak.
Wasit Memihak Filipina?
Namun prestasi itu ternyata malah mendapat cibiran dari publik dan juga atlet yang berlaga. Banyak pihak yang meragukan independensi wasit, seperti yang diutarakan pesilat asal Indonesia, Dino Bima Sulistianto.
Dino gagal mendulang emas dan hanya bisa merebut perunggu setelah kalah dari pesilat Filipina, Edmar Tacuel dengan poin 460 poin, sedangkan Edmar 470.
Berambisi keluar sebagai juara umum SEA Games 2019, jadi faktor utama Filipina dinilai menghalalkan segala cara untuk menutupi kebobrokan penyelenggaraan ajang dua tahunan ini.
Hingga berita ini dibuat, Filipina masih berada di posisi teratas pada klasemen perolehan medali sementara SEA Games 2019 dengan 47 emas, 30 perak dan 17 perunggu.
"Tuan rumah terlalu berambisi menjadi juara (umum) sehingga merugikan Indonesia. Pelatih pun menilai penampilan pesilat tuan rumah kurang,” ujar Dino.
Tidak hanya Dino yang gagal meraih medali. Hal yang sama juga menimpa tim pencak silat seni beregu putra yang berisi Nunu Nugraha, Anggi Mubarak dan Asep Yuldani Sani, serta di nomor ganda putra Dedi Setiadi dan Agung Falatehan.
"Kita bingung saja dengan penilaian wasit. Penampilan pesilat Indonesia itu yang paling terbaik di beberapa kejuaraan dan saya menilai mereka paling pantas merebut emas," ujar pelatih pencak silat Indonesia Solihin.
Berbanding Jauh dengan Penampilan di Asian Games 2018
Kebangkitan mendadak cabang olahraga pencak silat Filipina berbanding jauh dengan penampilan mereka di Asian Games 2018 lalu di Indonesia.
Kala itu, pencak silat yang baru pertama kalinya diikutsertakan pada pesta olahraga terbesar di Asia ini, Filipina hanya bisa meraih 4 medali perunggu.
Sedangkan Indonesia, menjadi juara umum cabor pecak silat dengan perolehan 14 emas dan 1 perunggu. Dua emas lain menjadi milik Vietnam.
Selain emas, Vietnam membawa pulang tujuh perak dan tiga perunggu. Malaysia yang ada di urutan ketiga mendapatkan empat perak dan empat perunggu.
Pertama Kali Pencak Silat Dilombakan ke SEA Games
Pencak silat sendiri merupakan ilmu bela diri khas yang berkembang di masyarakat rumpun Melayu di Asia Tenggara. Bentuk-bentuk gerakan awal pencak silat diduga terinspirasi dari gerak berbagai macam binatang.
Ada juga yang berpendapat asal mula pencak silat diperkirakan berkembang ketika masyarakat Nusantara mulai menjalin hubungan dagang dengan negara China.
Pencak silat dikembangkan orang Melayu dari cara-cara berkelahi yang sifatnya spontan dan intuitif. Cara-cara naluriah ini berevolusi menjadi gerakan-gerakan sederhana yang sekarang disebut kiat laga.
Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI) yang terbentuk pada 1984 lalu, berinisiatif untuk memperkenalkan pencak silat ke dunia internasional, dengan cara memasukannya ke cabang olahraga multi event seperti SEA Games.
Upayanya berhasil, pencak silat jadi salah satu cabor yang dipertandingkan di SEA Games Jakarta tahun 1987. Masuknya pencak silat ke SEA Games rupanya efektif mengangkat popularitasnya.
Berselang 31 tahun kemudian, pada Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, pencak silat kali pertama diperlombakan di level Asia.
Peraih medali emas Asian Games 2018 ini, membukukan nilai terbanyak 467 dari delapan peserta yang turun pada kejuaraan dua tahunan itu, seperti yang dilaporkan tim pelaksanaan SEA Games 2019.
"Bersyukur dengan hasil hari ini. Dua kali sebagai pembuka kunci bagi teman-teman. Dulu di Asian Games 2018 dan sekarang di SEA Games 2019. Ayo kita sama-sama terus berjuang," kata Puspa Arum Sari melalui rekaman wawancara tim Indonesia.