Oase

Alasan Mulia di Balik Keputusan Presiden Jokowi Pakai Busana Adat Baduy

Senin, 16 Agustus 2021 19:45 WIB
Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Presiden RI, Joko Widodo, kembali memperkenalkan salah satu budaya Indonesia menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76. Dia mengenakan pakaian adat suku Baduy saat memberikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2021 di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (16/8/21). 

Lantas, apa maksud dan tujuan Jokowi mengenakan pakaian adat suku Baduy saat memberikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2021 di Gedung Parlemen?

"Presiden ingin mengangkat ke tingkat paling tinggi dalam salah satu acara kenegaraan," kata Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Pembangunan Manusia, Abetnego Tarigan, melalui pesan elektronik yang diterima redaksi di Jakarta. 

"Hal ini dapat dimaknai sebagai cara presiden untuk menghentikan stigma dan makna negatif dari penyebutan Suku Baduy," lanjut Abetnego.

Dia juga mengatakan langkah Presiden Jokowi untuk menggunakan pakaian adat dan mengangkat kebudayaan Suku Baduy dalam acara kenegaraan ini merupakan inisiatif yang baik dalam menekankan kebhinekaan NKRI. 

Presiden Jokowi tampak mengenakan pakaian adat Suku Baduy berwarna hitam dengan lencana merah putih saat menyampaikan pidato kepresidenan dalam sidang tahunan MPR RI 2021. 

Da juga mengenakan udeng kepala berwarna biru, sandal berwarna hitam lengkap dengan tas rajut berwarna coklat. Pakaian yang dikenakan ini disiapkan secara pribadi oleh Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija.

Sebutan "Baduy" sendiri merupakan sebutan yang disematkan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat adat sub-Sunda yang tinggal di wilayah Lebak, Banten.

Namun penyebutan Suku Baduy cenderung mengarah kepada makna peyorasi karena kaitan sejarahnya sebagai produk era kolonial Belanda. Mereka secara gegabah mengidentifikasi layaknya Suku Badawi di tanah Arab yang hidup secara nomaden dan dianggap liar. 

Walaupun kelompok masyarakat ini menyebut dirinya sebagai Urang Kanekes, dalam perkembangannya istilah Baduy tidak lagi bersifat peyoratif. Penyebutannya oleh banyak orang tanpa ada niatan untuk merendahkan.

Baca berita asli di AkuratCo