FOOTBALL265.COM – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo terbuka akan kritik dari masyarakat.
Namun, kata Moeldoko, kritik yang ditujukan kepada Presiden Jokowi haruslah tetap menjunjung tata krama dan sopan santun sebagaimana budaya Indonesia.
Moeldoko mengingatkan itu lantaran masyarakat kerap terjebak dalam persepsi keliru. Bagi sebagian kalangan, kata dia, kritik seringkali disama artikan dengan fitnah.
Padahal keduanya berbeda. Karena itu, dia melarang masyarakat untuk menyampaikan kritik kepada Presiden Jokowi secara sembarangan.
"Jangan sembarangan berbicara. Jangan sembarangan menyatakan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar," kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari AKURAT.CO dari video yang tayang di channel Youtube Kantor Staf Presiden, Jumat (20/8/2021).
Celakanya, kata dia, kritik secara sembarangan itu kerap kali melibatkan tokoh-tokoh tertentu. Tokoh itu seringkali memperkeruh suasana. Padahal, kata dia, para tokoh sejatinya ikut mengedukasi masyarakat dengan cara benar.
"Banyak tokoh-tokoh kita yang tidak memberikan pendidikan kepada mereka-mereka itu. Justru terlibat di dalamnya untuk memperkeruh situasi. Janganlah seperti itu. Karena apapun, Presiden adalah orang tua kita," ujarnya.
Dia bahkan memastikan bahwa Presiden Jokowi tak ambil pusing dengan segala bentuk kritik yang dialamatkan pada kepemimpinannya. Bahkan, Presiden selalu beri pesan-pesan moral dan edukatif kepada para pengkritiknya. Misalnya soal adab dan kesantunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Sebenarnya dari awal Presiden selalu mengatakan dan ini lebih bersifat edukatif. Presiden sangat terbuka. Nggak pernah pusing dengan kritik, ya. Tapi beliau selalu menyisipkan sebuah kalimat yang indah, kita orang timur memiliki adab. Jadi kalau mengkritik sesuatu yang beradab. Tata krama ukuran-ukuran culture kita itu supaya dikedepankan," tegasnya.
Moeldoko menegaskan, dengan keterbukaan presiden terhadap kritik, tidak ada celah menuduh pemerintahan Presiden Jokowi antikritik. Hanya saja, para pengkritik perlu melihat cara penyampaian kritiknya kepada Presiden Jokowi.
"Jadi bukan hanya selalu berbicara (pemerintah) anti kritik, anti kritik. Tapi cobalah lihat cara mengkritiknya itu. Berikutnya, kadang-kadang kita itu mudah sekali untuk menjustifikasi, menyamakan kritik dengan fitnah. Ini sering terjadi di kita," katanya.
Baca berita asli di AkuratCo
Disclaimer : Artikel ini adalah kerja sama antara Football265.com dengan AkuratCo Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, video, grafis, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab dari AkuratCo.