Wawancara Khusus

Lawan Tumor dan Sakit Hati, Kisah Perjuangan Maria Febe Jadi yang Terbaik

Minggu, 12 Juni 2016 14:00 WIB
Penulis: Ivan Reinhard Manurung | Editor: Joko Sedayu
© HUMAS PBSI/INDOSPORT
Maria Febe Kusumastuti terjatuh. Copyright: © HUMAS PBSI/INDOSPORT
Maria Febe Kusumastuti terjatuh.
Berjuang Lawan Tumor Ganas

INDOSPORT: Pada 2008, anda sempat dikabarkan menderita sakit yang cukup parah. Apa itu benar?

Maria Febe: Iya, waktu itu saya divonis mengidap tumor ganas yang ada di leher. Saya pun diberitahu waktu hidup saya cuma tinggal tiga bulan. Akibatnya, saya tidak boleh latihan selama satu sampai dua bulan karena kata dokter saya tidak boleh capek. Jadinya saya cuma bisa melihat rekan-rekan saya latihan.

INDOSPORT: Lalu apa yang anda lakukan setelah mendengar vonis dokter tersebut?

Maria Febe: Waktu denger kabar itu jelas saya shock banget. Waktu itu saya mikir, 'masa sih umur gue tinggal tiga bulan lagi?'. Nah dari situ saya sempat berpikir cuma mau seneng-seneng aja, kayak pengen makan enak sama jalan-jalan aja. Soalnya saya pikir waktu saya kan sudah nggak banyak lagi.

INDOSPORT: Lalu apakah anda melakukan hal tersebut?

Maria Febe: Pada akhirnya, saya tidak enak hati untuk melakukanitu semua karena lingkungan di sekitar saya. Jadi orang-orang terdekat saya banyak yang sedih dan menangis, itu yang bikin saya heran, yang sakit itu kan saya tapi kenapa mereka yang sedih dan hal itu akhirnya membuat saya sedih.

INDOSPORT: Lalu bagaimana proses penyembuhan anda dari penyakit tumor leher tersebut?

Maria Febe: Jadi dulu itu kan saya didiagnosis terkenana tumor waktu pemeriksaan di Kudus. Setelah dapat kabar itu saya kemudia di bawa ke Jakarta untuk penangangan lebih lanjut sebelum akhirnya di bawa ke Singapura. Di sana saya di operasi dan hasilnya saya masih ada sampai sekarang.

328