Kesuksesan pasangan ganda putra Indoenesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menumbangkan pasangan China di babak final All England 2017 diwarnai gestur 'tengil' Kevin yang ditunjukkan kepada lawan.
Masih ingat kejadian saat Kevin Sanjaya menyuruh diam pasangan muda China, Li Junhui/Liu Yuchen, di atas lapangan saat final All England lalu? Kevin yang dianggap punya gaya tengil dan tak segan mengkritik lawan lawan lewat gestur tubuh akhirnya mengungkap penyebab kekesalannya terhadap pasangan Li/Liu tersebut.
Pebulutangkis kelahiran Banyuwangi tersebut menganggap pasangan China sangat cerewet kala bertemu mereka di final All England lalu. Padahal kala itu, Kevin/Marcus, sedang berkonsentrasi penuh untuk memenangkan pertandingan, namun justru pasangan China membuat kegaduhan di atas lapangan.
"Soal gestur saya nyuruh diam itu otomatis, gak ada niru-niru kalau kemarin di China memang lawannya begitu. Bola belum ditentukan masuk atau keluar tapi dia udah protes duluan," ujar Kevin usai menghadiri acara pemberian bonus Djarum untuknya di Jakarta, Rabu (22/03/17).
"Wasit sudah beberapa kali memperingatkan jadi memang mereka harus diam karena kan bisa mempengaruhi hakim garis kalau hakim garis kaget tiba-tiba bola keluar dibilang masuk, gimana?" tambahnya.
Usai menjuarai ajang All England 2017, Kevin/Marcus kini menempati peringkat 1 dunia untuk sektor ganda putra versi Federasi Bulutangkis Indonesia (BWF). Kevin mengklaim rangking 1 dunia tak akan dijadikan beban baginya dan Kevin untuk meraih prestasi lain di masa mendatang.
"Beban tergantung kita sih, kalo saya gak mau itu jadi beban nanti malah gak bisa main bagus yang penting saya suka main bulutangkis, saya happy, jadi saya nikmatin saat di atas lapangan," tutupnya.