Inilah Sosok Cantik Di Balik Penampilan Gemilang Sony Dwi Kuncoro di Indonesia Masters 2018

Kamis, 25 Januari 2018 21:28 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Agus Dwi Witono
© Petrus Manus Da' Yerimon/INDOSPORT
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro. Copyright: © Petrus Manus Da' Yerimon/INDOSPORT
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro.

Tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro berhasil maju ke babak perempat final Indonesia Masters 2018 usai mengalahkan Tommy Sugiarto, Kamis (25/01/18) di Istora Senayan, Jakata. Sony menang dua set langsung dengan skor 21-14 dan 21-10.

Sebelum mengalahkan sesama pemain Indonesia, Sony terlebih dahulu memulangkan wakil Hongkong, Ka Long Angus di babak pertama dengan skor 21-19 dan 21-19. Di balik langkah mulus tersebut, ada seseorang yang berperan penting dalam dua pertandingan.


Sosok itu tak lain dari Gading Safitri yang merupakan istri dari Sony. Namun, menariknya, Gading tidak hanya berperan sebagai pendamping hidup, melainkan juga sebagai pelatih pribadi bagi pebulutangkis 33 tahun itu. 

"Iya tentu Mas, saya sama istri juga di sini. Dia sekaligus pelatih saya, jadi setiap main jadi motivasi tersendiri," ucap Sony usai laga melawan Tommy.

Setelah memutuskan untuk meninggalkan Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Sony memang lebih sering mengikuti kejuaraan dengan menggunakan dana sendiri. Saat itu lah peran Gading Safitri benar-benar dirasakan. Wanita cantik itu bahkan menjadi kunci sukses raihan gelar Singapura Open 2016 bagi pebulutangkis asal Surabaya itu.

Sony juga menyempatkan diri memberikan pendapatnya mengenai penampilan pemain muda khususnya di tunggal putra. Bagi atlet asal Jawa Timur itu, saat ini Indonesia sudah punya sosok pemain potensial seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting, hingga Ihsan Maulana. 

© Humas PBSI
Sony Dwi Kuncoro di Indonesia Masters 2018. Copyright: Humas PBSISony Dwi Kuncoro di Indonesia Masters 2018.

Namun, ada satu hal yang masih dibutuhkan pemain muda, yaitu proses mematangkan diri sehingga nantinya lebih trengginas kala bertanding.

"Sektor tunggal putra Indonesia sekarang dan dulu tidak bisa disamakan. Sebetulnya yang sekarang juga sudah bagus tapi hanya butuh kematangan saja," tutupnya.