3 Teladan yang Bisa Dipetik dari Karier Hebat Liliyana Natsir

Minggu, 27 Januari 2019 14:30 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir membawa poster hadiah sebagai juara Indonesia Open 2018. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir membawa poster hadiah sebagai juara Indonesia Open 2018.
2. Kompetitif

Butet dikenal oleh junior-juniornya sebagai sosok yang kompetitif alias selalu ingin menang. 

Hal ini yang menjadi alasan mengapa dirinya selalu total dalam bertanding serta mencanangkan target tertinggi di masa keemasannya. Ia pun masih terus aktif sampai usia 33 tahun demi menggapai target-targetnya. 

Butet selalu lapar dan penasaran dengan gelar-gelar yang belum pernah ia raih. Salah satu yang paling berkesan tentu saja adalah gelar Olimpiade Rio 2016. 

Berpasangan dengan Tontowi Ahmad, ia berhasil menggondol medali emas. Ia pun menganggap pencapaian itu adalah yang tertinggi dalam kariernya. 

Sepanjang kariernya, Butet telah memenangkan hampir semua kejuaraan yang melibatkan ganda campuran yang ada di dunia. Ia tak menyerah sampai bisa meraih apa yang ia mau. 

Sepanjang kariernya, Butet pernah merasakan 4 gelar juara dunia BWF (2005, 2007, 2013, 2017), 2 kali Indonesia Open (2008, 2017), 3 kali All England (2012, 2013. dan 2014), medali emas Olimpiade (2016) dan SEA Games (2005, 2007, 2009, 2011). 

Bersama Tontowi Ahmad, Nova Widianto, dan Vita Marissa, Butet total mengggondol 23 titel BWF Superseries dan 19 kali runner-up. Sementara di BWF Grand Prix, Liliyana pernah meraih 10 gelar dan empat kali runner up

Walau begitu, tetap ada beberapa gelar yang belum pernah Butet raih, semisal Asian Games dan BWF Super Series Finals. Namun begitu, tetap saja tak banyak pebulutangkis dunia yang memiliki rekor gelar seperti Butet.