2 Pebulutangkis Indonesia yang Terpaksa Gadaikan Nasionalismenya

Minggu, 16 Juni 2019 15:34 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Lanjar Wiratri
© alchetron.com
Shinta Mulia Sari, pebulutangkis Singapura berdarah Indonesia Copyright: © alchetron.com
Shinta Mulia Sari, pebulutangkis Singapura berdarah Indonesia

FOOTBALL265.COM - Terpaksa, ya mungkin itu ungakapan tepat yang bisa mewakilkan keputusan kedua pebulutangkis Indonesia ini untuk berpindah kewarganegaraan.

Tak kunjung mendapatkan kesempatan untuk tampil di berbagai kompetisi Internasional bulutangkis, mereka akhirnya memilih hijrah ke negeri asing untuk memperoleh peruntungan yang lebih menggiurkan.

Meskipun nasionalisme terpaksa tergadaikan, namun apa boleh buat, demi karier bulutangkis yang lebih berkilau, hal tersebut terpaksa mereka lakukan.

Walaupun sejatinya perihal kewarganegaraan ini sudah menjadi perdebatan lama di dunia bulutangkis, namun persaingan yang semakin ketat membuat pilihan untuk mempertahankan nasionalisme tampaknya semakin berat.

Kedua pebulutangkis tersebut adalah Jonas Ralfy Jansen dan Sinta Mulia Sari. Ralfy sendiri merupakan mantan pemain bulutangkis junior PB Djarum yang saat ini sudah menapaki kariernya sebagai atlet bersama Jerman.

Ia termasuk salah satu pebulutangkis junior Indonesia yang sempat bersinar di zamannya. Lahir di Jakarta, 12 November 1992, Ralfi sempat bermain di dua sektor yakni ganda putra dan ganda campuran. Di ganda putra, ia berpasangan dengan Dandi Prabudita, sementara di ganda campuran, ia sempat berpasangan dengan Nurbeta Kwanrico.

Bersama dengan Dandi, ia sukses bersinar di kejurnas junior dan menjadi pemain terbaik edisi Djarum Junior pada tahun 2010. Tetapi ia memilih meninggalkan Indonesia setelah Ralfy tidak masuk dalam daftar atlet yang masuk ke pelatnas Cipayung.

Ia sempat menjadi juara di kejurnas Junior tahun 2010 yang diselenggarakan di Makassar, tetapi karena tak direkrut pelatnas, Rafly akhirnya memutuskan pindah ke Jerman di tahun 2012 dan akhirnya dinaturalisasi pada tahun 2017 di sana.

Sejak dinaturalisasi, ia diduetkan dengan Josche Zurwonne dan telah tampil di berbagai turnamen bulutangkis Internasional seperti Piala Sudirman, Piala Thomas dan Kejuaraan Dunia tahun 2017.

Pebulutangkis selanjutnya yaitu Sinta Mulia Sari. Menjadi spesialis di ganda putri Indonesia, rupa-rupanya tak membuat keyakinan Sinta untuk tetap memperkuat Indonesia semakin kuat.

Tahun 2012, ia memutuskan menjadi warga negara dan menjadi bagian dari tim bulutangkis Kota Singa. Bersama dengan Singapura, ia sempat bermain di sektor tunggal putri, tetapi prestasinya lebih mentereng di nomor ganda putri bersama dengan Yu Yan Vanessa Neo.

Ia setidaknya sudah meraih 6 medali perunggu dan 2 medali perak di ajang SEA Games, wserta satu medali perunggu dan perak di turnamen Commonwealth Games dan satu medali perunggu di Asian Games 2006 di bawah bendera Singapura.