FOOTBALL265.COM - Tami Grende harus menempuh jalan yang terjal untuk meraih gelar juara di turnamen tenis paling bergengsi di dunia, Wimbledon 2014 silam.
Bertanding di London pada 6 Juli 2014, Tami Grende keluar sebagai juara di sektor ganda putri bersama partnernya yang berasal dari China, Qiu Yu Ye.
Tami dan Yu Ye sukses mengalahkan pasangan Marie Bouzkova (Ceko) dan Dalma Galfi (Hungaria). Pemain keturunan Italia itu harus melewati jalan yang terjal untuk meraih gelar juara tersebut.
Kepada INDOSPORT, Tami Grende membeberkan kisah perjalanan kariernya di dunia tenis.
"Saya dan keluarga harus berkorban banyak. Seperti mengantar saya saat latihan, sekaligus menjadi pelatih," ujar Tami.
Wanita kelahiran Bali itu juga harus rela waktu sekolah dan kehidupan sosialnya menjadi sedikit terganggu ketika memutuskan untuk terjun di dunia tenis.
"Saya harus absen sekolah dan kurang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya karena pelatihan bisa 3-4 jam sehari," kata Tami Grende.
Tami juga mengakui kesulitan finansial menjadi hambatannya waktu itu.
"Ada banyak pengorbanan moneter dari keluarga saya juga. Tenis bukanlah olahraga yang murah," ucap Tami.
Meski demikian, semangat Tami untuk terus berjuang di dunia tenis tidak pernah pudar.
Prestasinya terus melejit hingga menduduki peringkat 50 di tahun 2014. Saat itulah gerbang untuk masuk ke salah satu turnamen paling akbar di dunia mulai terbuka.
"Saya ditawari tempat di Tim Development Grand Slam ITF. Karena mereka saya bisa melakukan perjalanan ke Eropa dan bermain Grand Slam dan turnamen tingkat tinggi," ujar Tami Grende.
"Orang tua saya tidak pernah mampu melakukan itu," pungkasnya.
Semua perjuangan Tami Grende itu tidak sia-sia. Dalam penampilan pertamanya di turnamen Grand Slam, Tami sukses menjadi juara Wimbledon 2014.
Di tahun yang sama, Tami juga meraih kemenangan dalam kejuaraan Chief Ministers Cup ITF Malaysian International di Malaysia setelah mengalahkan petenis asal Cina, Shilin Xu.