FOOTBALL265.COM - Nasionalismenya sempat dipertanyakan, Hendrawan akhirnya angkat suara. Seperti diketahui, statusnya sebagai pelatih bulutangkis di Malaysia kini menjadi sorotan paska keputusan Lee Chong Wei untuk gantung raket.
Ya, Lee Chong Wei telah resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai seorang atlet pada Kamis (13/06/19) silam setelah mendapat saran dari dokter.
Banyak yang memintanya untuk kembali ke Tanah Air dan turut ambil bagian menjadi pelatih di Pelatnas Cipayung, tetapi hingga kini Hendrawan belum memutuskan apapun, sehingga tak sedikit yang menyebut ia tak memiliki nasionalisme.
Tak ingin menimbulkan beragam kontroversi yang tak berujung, Hendrawan akhirnya menjawab seluruh pernyataan yang meragukan nasionalismenya melalui akun Instagram pribadi miliknya, @hendrawanbadminton.
"Saya ingin jelaskan sedikit, saya lahir di Malang dan besar di Indonesia dan sudah berusaha sekuat tenaga untuk membela Indonesia hingga saya pensiun sebagai pemain."
"Mungkin tidak pernah ada yang tahu kalau saya dipermasalahkan soal SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia) saat putri pertama saya lahir. Saya dianggap belum memiliki bukti sebagai Warga Negara Indonesia," tulisnya.
Sekadar informasi, selama menjadi pemain Hendrawan telah memenangkan sejumlah gelar seperti French Open 1993. Selanjutnya berturut-turut Hendrawan memenangkan French Open 1993, Russian Open 1995, Thailand Open 1997, Singapore Open 1998, dan Thailand Open 2000.
Setelah pensiun sebagai atlet pada tahun 2003, Hendrawan mulai menapaki karier sebagai pelatih dan menjadi salah satu pelatih di Pelatnas PBSI.
Namun tahun 2010, Hendrawan menerima tawaran untuk melatih Malaysia. Awalnya ia ditugasi untuk melatih pemain-pemain muda Malaysia.
Lalu pada tahun 2015, Hendrawan menjadi pelatih pribadi Lee Chong Wei sejak bulan April. Bersama Hendrawan, Lee Chong Wei bangkit dari keterpurukan usai tersangkut kasus doping.
Sukses bersama Chong Wei, tak membuat Hendrawan lantas melupakan Indonesia sebagai Tanah Kelahirannya. Itulah mengapa ia sedikit kecewa ketika ada yang mempertanyakan soal nasionalismenya.
"Saya tetap berjuang membela Indonesia dan saya tidak membelot negara lain, hingga akhirnya saya mendapat SBKRI oleh Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden pada waktu itu sebelum saya berangkat mempertahankan Piala Thomas tahun 2002."
"Dengan penjelasan ini, saya berharap tidak ada lagi yang meragukan soal nasionalime saya," pungkasnya.
Sekarang, Hendrawan masih belum memutuskan apapun terkait karier pelatihnya di masa depan. Meskipun tak banyak yang berharap ia kembali ke Indonesia untuk melatih sektor tunggal putra.