Evaluasi Ganda Putri Indonesia Pasca China Open: Resiko 1 Wakil

Kamis, 26 September 2019 19:40 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Mark Phelan/Badminton Photo
Ganda putri Indonesia Greysia Polii Apriyani Rahayu berlaga di India Open 2019, Minggu (31/03/19). Copyright: © Mark Phelan/Badminton Photo
Ganda putri Indonesia Greysia Polii Apriyani Rahayu berlaga di India Open 2019, Minggu (31/03/19).

FOOTBALL265.COM - Satu-satunya wakil ganda putri Indonesia di China Open 2019, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, tidak mampu berbuat banyak.

Greysia/Apriyani turun sebagai unggulan kelima. Mereka diprediksi bisa melewati dua babak awal dan menembus fase perempatfinal.

Prediksi tersebut ternyata tidak keliru. Greysia/Apriyani berhasil meraih kemenangan di laga pertama dan kedua melawan Chloe Birch/Lauren Smith dan Maiken Fruergaard/Sara Thygesen.

Melawan Chloe/Lauren asal Inggris, Greysia/Apriyani telat panas di set pertama. Sempat tertinggal terlebih dahulu, mereka perlahan mengejar angka dan meraih interval 11-10.

Greysia/Apriyani berulang kali kehilangan poin setelah unggul cukup jauh. Sempat memimpin 13-10, Chloe/Lauren menyamakan kedudukan 15-15.

Meski begitu, Greysia/Apriyani kembali memimpin dan memenangkan laga. Menghadapi Maiken/Sara asal Denmark, Greysia/Apriyani kembali mendapat pelajaran penting.

Terpaut 15 tangga di ranking BWF tidak membuat Greysia/Apriyani bermain dominan. Mereka bahkan harus bermain tiga set dengan waktu 60 menit.

Greysia/Apriyani berhasil unggul di set pertama dengan meyakinkan 21-14. Akan tetapi, mereka kehilangan banyak poin di awal set kedua.

Akibatnya, Maiken/Sara berhasil mengambil momentum untuk terus memimpin hingga akhirnya menang di set kedua dengan skor 21-15.

Greysia/Apriyani tidak mengulangi kesalahan seperti set sebelumnya dan mampu unggul jauh 4-0 di awal set ketiga. Mereka terus memimpin dan memenangkan laga.

Tercatat Greysia/Apriyani dua kali kehilangan empat poin setelah unggul di poin-poin akhir. Konsentrasi di poin kritis menjadi catatan yang kemudian terulang di perempatfinal.

Menghadapi unggulan kedua, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi, Greysia/Apriyani bisa mengimbangi pasangan asal Jepang tersebut di set pertama.

Namun demikian, setelah imbang 5-5, Misaki/Ayaka mulai menjauh dan mengambil interval 11-7. Greysia/Apriyani sempat menempel 17-18, tetapi mereka akhirnya kalah 21-19.

Greysia/Apriyani unggul cepat di set kedua. Momentum ini terus mereka jaga hingga interval 11-8. Unggul 18-12, Greysia/Apriyani lengah dan nyaris terkejar 19-19.

Beruntung, Greysia/Apriyani berhasil menang 21-19. Di set ketiga, konsentrasi ganda putri Indonesia mulai terpecah di poin-poin kritis setelah 15.

Greysia/Apriyani sebenarnya mampu menempel Misaki/Ayaka 11-11, 12-12, sampai 14-14. Sayangnya, mereka tertahan setelah tertinggal 17-15 dan akhirnya kalah 16-21.

Sepanjang China Open, Greysia/Apriyani kerap kehilangan konsentrasi setelah interval. Poin-poin awal juga kerap lepas sehingga harus berjuang ekstra keras mengejar selisih angka.

Meski begitu, militansi Greysia/Apriyani melawan Misaki/Ayaka patut diapresiasi. Pekerjaan rumah besar bagi Greysia/Apriyani untuk terus memperbaiki rekor melawan pasangan asal Jepang yang kerap menjadi batu sandungan.