FOOTBALL265.COM – Ashleigh Barty menutup tahun 2019 dengan cemerlang. Petenis nomor satu dunia asal Australia itu merengkuh gelar WTA Finals Shenzhen, Minggu (3/11/19), usai mengalahkan Elina Svitolina (Ukraina) di partai puncak dengan skor 6-4, 6-3.
Dari turnamen ini, Barty mengantongi hadiah sebesar 4,42 juta dollar Amerika Serikat. Hadiah tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah turnamen tenis dunia. Turnamen sekelas Grand Slam pun tak menyediakan hadiah yang lebih besar.
“Ini jelas menjadi tahun luar biasa bagi saya. Banyak momen naik dan turun yang saya alami. Namun, menutup turnamen WTA dengan juara di Shenzhen ini benar-benar keren,” ucap Barty dilansir dari The New York Times.
Barty sendiri sangat bersinar tahun ini. Pada ajang Grand Slam Australian Open, ia mencapai perempatfinal perdananya. Setelah menembus 10 besar pada Maret 2019, ia menjuarai WTA Premier Mandatory Miami Open dan Grand Slam Roland Garros.
Setelah Roland Garros, Barty resmi menduduki peringkat satu dunia WTA. Petenis berusia 23 tahun ini kemudian menjadi petenis putri kelima sepanjang sejarah yang menjuarai WTA Finals di tahun pertama keikutsertaannya.
Gelar tersebut membuatnya menjadi petenis putri pertama Australia yang mengakhiri musim di ranking satu sejak 1975. Ia masih bisa menyempurnakan capaiannya tahun ini dengan mengalahkan Prancis di final Fed Cup, akhir pekan depan.
“Bagi saya, titel Fed Cup bersama Australia akan benar-benar menyempurnakan 2019. Bermain membela negara sendiri, dengan disaksikan teman-teman dan keluarga, adalah momen yang tidak ada bandingannya,” ucap Barty.
Ashleigh Barty in 2019:
— José Morgado (@josemorgado) November 3, 2019
- First Grand Slam QFs in AusOpen
- Top 10 debut in March
- First Premier Mandatory title in Miami
- First Grand Slam title in Roland Garros
- World Number One in June
- WTA Finals title on her debut
And guess what? She got the Fed Cup Finals next weekend
Kesuksesan Ashleigh Barty sendiri terbilang sangat unik. Pada akhir 2014, Barty sempat pensiun dari tenis dan beralih ke cabang olahraga kriket. Namun, pada 2016, ia memutuskan kembali ke tenis dan meraih segalanya hanya dalam waktu tiga tahun.