FOOTBALL265.COM - Kento Momota bisa membuktikan pujian dari tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie saat dia menghadapi wakil Chinese Taipei, Chou Tien-chen di final Fuzhou China Open 2019, Minggu (10/11/19).
Turnamen bulutangkis internasional Fuzhou China Open 2019 memang sudah memasuki babak final, termasuk nomor tunggal putra, dengan mempertemukan unggulan 1 dan 2 BWF, yaitu Kento Momota vs Chou Tien-chen.
Ya, dua unggulan yang dikirimkan Indonesia untuk nomor tunggal putra, yakni Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting tak ada yang tembus ke final.
Anthony Sinisuka Ginting harus terhenti di babak pertama saat mengakui kehebatan wakil Hong Kong, Angus Ng Ka Long dalam dua set, dengan skor 21-18, 21-19.
Sementara Jonatan Christie tak bisa lanjut ke babak semifinal usai dikalahkan oleh wakil Denmark, Anders Antonsen dalam dua set langsung, 21-16 dan 21-11.
Tapi yang menariknya, usai kalah di babak perempatfinal Fuzhou China Open 2019, Jonatan Christie langsung menyebut nama Kento Momota sebagai panutannya secara tidak langsung.
"Setiap pukulan saya ragu, satu dua poin nggak berjalan jadi buntu, harusnya saya berpikir lebih keras dan menemukan motivasi juga semangat yang lebih lagi. Saat stuck, saya harusnya bisa lebih termotivasi lagi, cari solusi lain. Ini yang bisa dilakukan pemain top seperti (Kento) Momota di kondisi seperti ini," ujar Jojo.
Dari pernyataannya itu, jelas sekali bahwa Kento Momota memang menjadi panutan untuk Jojo agar bisa lebih baik lagi di turnamen-turnamen mendatang.
Wajar saja jika Jojo mengidolakan pebulutangkis tunggal putra asal Jepang itu, pasalnya dia memang menempati ranking pertama di BWF.
Penampilan Kento Momota memang terbilang cukup konsisten di mana dia menempati ranking pertama BWF sejak September 2018 hingga sekarang, belum pernah tergeser ke urutan kedua sekali pun.
Dengan pernyataan Jonatan Christie yang memuji Kento Momota sebagai pemain top, apakah benar akan terbukti kehebatannya saat menghadapi wakil Chinese Taipei nanti sore?
Sudah Saatnya Kento Momota Buktikan Ucapan Jojo
Kento Momota boleh saja melenggang ke babak final tunggal putra Fuzhou China Open 2019 dengan mulus, tapi lawan yang akan dihadapi adalah Chou Tien-chen, wakil Chinese Taipei yang ada di ranking kedua BWF.
Tapi Kento Momota punya modal yang cukup besar jelang menghadapi Tien-chen, pasalnya keduanya sudah cukup sering bertemu sebanyak 12 kali di berbagai turnamen bulutangkis internasional.
Dari 12 pertemuan, Kento Momota berhasil menang 10 kali, sementara Tien-chen hanya berhasil mengalahkannya dua kali.
Bahkan Kento Momota bisa dibilang mendominasi beberapa pertemuan terakhir dengan Tien-chen. Ya, Momota terakhir kali kalah saat bertemu dengan Tien-chen pada Germany Open 2018 pada 9 Maret 2018 lalu.
Tapi perlu diketahui, Momota kalah dalam tiga set yang artinya perlawanan tidak mudah harus dihadapi oleh Tien-chen. Set pertama berakhir 15-21 dimenangkan oleh Tien-chen, set kedua dimenangkan oleh Kento Momota, 21-14.
Set ketiga akhirnya dimenangkan oleh Tien-chen dengan skor telak 10-21, di mana Kento Momota terlihat sangat mengendur perlawanannya di akhir race.
Tapi setelah itu, Kento Momota tak pernah kalah dengan 6 pertemuan beruntun selalu menang atas Tien-chen. Bahkan salah satunya saat Fuzhou China Open 2018 lalu, di mana mereka juga bertemu di final.
Kento Momota dipaksa bermain tiga set oleh Chou Tien-chen, saat set kedua takluk 21-11. Namun set ketiga berhasil dimenangkan oleh Kento Momota, dengan skor 21-16.
Selain statistik head to head lebih unggul, Kento Momota juga tentu punya motivasi lebih untuk bisa menang, di mana dia akan mencatatkan rekor pribadi dengan 10 gelar musim ini jika menjuarai Fuzhou China Open 2019.
Momota telah tercatat memenangkan turnamen Germany Open 2019, All England Open 2019, Singapore Open 2019, Japan Open 2019, China Open 2019, Korea Open 2019, Denmark Open 2019, Kejuaraan Asia 2019 dan Kejuaraan Dunia 2019.
9 gelar turnamen bulutangkis internasional itu tentu ingin digenapkan menjadi 10 oleh Kento Momota dengan menjadi juara tunggal putra Fuzhou China Open 2019 sekaligus membuktikan pujian Jonatan Christie. Apakah mampu?