FOOTBALL265.COM - Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) baru saja merilis nominasi pemain putra terbaik di tahun 2019, lantas siapakah yang layak menjadi pemenang?
Berdasarkan rilisan dari BWF, terdapat empat nominator yang masuk dalam daftar pemain putra terbaik di tahun 2019, mulai dari Kento Momota, Zheng Siwei, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon hingga Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Penghargaan sendiri rencananya akan diberikan BWF di gala dinner BWF World Tour Finals pada Senin (9/12/19) mendatang di Garden Grand Ball Room, Level 1, Garden Hotel, 368 Huanshi Dong Lu, Yuexiu District, Guangzhou.
Lantas dari keempat nominator tersebut, berikut INDOSPORT berikan ulasan singkat tentang siapakah yang layak memenangkan penghargaan pemain pria terbaik BWF di tahun 2019 ini:
Kento Momota
Kendati gagal meraih gelar di Indonesia, tidak ada yang dapat menyangkal kalau Kento Momota sukses tampil superior di tahun 2019 ini.
Bahkan kegagalannya meraih gelar di Indonesia baik itu di Indonesia Masters dan Indonesia Open 2019 membuat pebulutangkis Jepang tersebut menjadi juara dunia sekaligus menjadi pemain yang paling sulit dikalahkan.
Setidaknya, 10 gelar sudah berhasil diraih oleh seorang Kento Momota di tahun 2019, dimana 10 gelar tersebut terbagi menjadi dua gelar di kompetisi-kompetisi besar dan 8 gelar Super Series.
Tak hanya itu, di sepanjang keikutsertaannya di berbagai turnamen, Kento Momota hanya sekali terhenti di babak kedua yakni di Indonesia Open, sedangkan sisanya jika tidak menjadi juara, ia paling tidak bisa terhenti di perempatfinal atau menjadi runner-up.
Kevin Sanjaya/Marcus Gideon
Kendati gagal menjadi juara dunia di tahun 2019 ini, pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon masih menegaskan dominasi mereka di sektor ganda putra.
Setelah kegagalan di All England 2019 dimana Kevin/Marcus terhenti di babak 32 besar, pasangan berjuluk The Minions tersebut bangkit dan sukses meraih banyak gelar.
Setidaknya, sebelum usai kegagalan di All England 2019, Kevin/Marcus berhasil mempertahankan gelar Indonesia Open untuk kedua kalinya dan hattrick di Japan Open sebelum akhirnya tersingkir di babak pertama Kejuaraan Dunia.
Namun setelah kegagalan di Kejuaraan Dunia, Kevin/Marcus kembali mengukir prestasi luar biasa dengan hattrick di China Open hingga akhirnya meraih quatrick di Fuzhou China Open 2019.
Sejauh ini, pasangan Kevin/Marcus jika tak berhasil menjadi juara, paling tidak mereka menjadi runner-up dan terhenti di babak perempatfinal. Hanya dua kali The Minions terhenti di babak pertama yaitu di All England dan Kejuaraan Dunia.
Zheng Siwei
Pebulutangkis ganda campuran China ini sukses tampil superior bersama dengan pasangannya Huang Yaqiong dan menegaskan dominasi tak terbantahkan mereka di tahun 2019.
Bersama Huang Yaqiong, Zheng Siwei sukses menjadi ganda campuran nomor 1 dunia dan di tahun 2019 ini, mereka berhasil menyapu bersih gelar di Super 1000 sektor ganda campuran.
Tahun 2019 ini, Zheng Siwei juga sukses menobatkan diri menjadi juara dunia bersama dengan Huang Yaqiong di sektor ganda campuran dan sukses meraih 5 gelar di turnamen Indonesia Masters, All England, Malaysia Open, Indonesia Open dan China Open.
Sementara di turnamen Korea Open, French Open dan Fuzhou China Open 2019, Zheng Siwei harus puas dengan predikat runner-up. Bersama Huang Yaqiong, ia sukses menjadi momok yang menakutkan bagi pasangan ganda campuran manapun.
Hanya sedikit pasangan yang mampu mengalahkan mereka di tahun 2019 ini, setidaknya hanya ada 4 pasangan yang mampu mengalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di tahun 2019 ini.
Empat pasangan itu yaitu rekan mereka sendiri, Wang Yilyu/Huang Doping, lalu Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan yang terakhir Praveen Jordan/Melati Daeva.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
Tak lagi muda, tetapi masih menakutkan. Mungkin ungkapan yang tepat untuk pasangan ini adalah umur hanyalah angka. Mengingat pencapaian Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di tahun 2019 ini, rasa-rasanya sulit dipercaya jika mereka sudah tak lagi muda.
Sukses mencapai 10 final di tahun 2019 ini dan meraih dua gelar di turnamen Terbuka dan sukses menjadi Juara Dunia di usia yang tak lagi muda merupakan bukti nyata bahwa Ahsan/Hendra salah satu pesaing serius di sektor ganda putra.
Terlebih lagi, di tahun 2019 ini, Ahsan/Hendra berhasil menasbihkan diri sebagai ganda putra peringkat kedua dunia setelah sebelum-sebelumnya selalu hanya menempati ranking 4 dunia.
Tentu saja, pencapaian tersebut merupakan bukti kalau Ahsan/Hendra masih akan terus sangat berbahaya di tahun 2020 mendatang dan memiliki kesempatan yang sangat terbuka untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020.