FOOTBALL265.COM – Pelatih tunggal putra Hendry Saputra dikabarkan menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona (COVID -19) sepulangnya dari All England. Berikut kiprahnya di dunia bulutangkis.
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah mengonfirmasi bahwa Kepala Pelatih Tunggal Putra, Hendry Saputra, kini berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona (COVID-19).
Hal itu diketahui setelah Hendry Saputra mengeluh seputar kondisi kesehatannya yang menurun dan merasakan gejala Covid-19 di hari ketujuh isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung sepulangnya dari turnamen bulutangkis All England 2020 di Birmingham, Inggris lalu.
"Memang betul, saat ini Hendry Saputra dinyatakan sebagai PDP dan masih harus mengikuti serangkaian test Covid-19. Kami telah menerima laporan dari tim dokter bahwa Hendry tengah menunggu swab test untuk memastikan apakah positif Covid-19 atau tidak," kata Sekretaris jendral PBSI Achamd Budiharto, seperti dilansir dari laman PBSI.
Kabar mengenai kesehatan Hendy Saputra ini jelas bukan merupkan sesuatu yang diharapkan oleh publik bulutangkis Indonesia. Sebab sekalipun sebenarnya Hendy Saputra kini merupakan warga negara Singapura, jasa besarnya buat bulutangkis Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.
Maka dari itu, untuk lebih mengenal sosok Hendry Saputra yang kini berstatus PDP corona, berikut INDOSPORT rangkumkan profil singkatnya.
Hendy Saputra
Hendy Saputra sebelum menjadi pelatih, juga merupakan seorang atlet bulutangkis yang sempat membawa panji Indonesia dalam kiprahnya di dunia internasional.
Hal tersebut seperti yang terjadi Kejuaraan Bulutangkis Asia Junior di Yangon Myanmar tahun 1999. Kala itu datang sebagai atlet Indonesia, Henry sukses meraih tiga medali sekaligus. Dua emas, masing-masing satu dari beregu putra, satu dari ganda campuran dan satu medali perak dari sektor ganda putra.
Namun ketika memasuki jenjang senior, Hendry Saputra bersama juga saudara laki-lakinya Hendra Wijaya memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan Singapura pada tahun 2005.
Di Negeri Singapura itu nama Hendry Saputra juga mulai diperhitungkan di level senior bulutangkis dunia. Berbagai prestasi bisa didpaatnya dari sektor ganda putra, ganda campuran maupun beegu putra.
Seperti yang paling bergengsi ketika dirinya bisa meraih medali perak dalam gelaran SEA Games 2007 di Thailand, lewat sektor beregu putra dan juga ganda putra.
Beberapa kali dirinya juga sempat mencatatkan prestasi di pesta olahraga negara-negara persemakmuran Inggris, termasuk juga bisa membawa bendera Singapura di ajang Olimpiade China 2008.
Meski tak terlalu mentereng prestasinya sebagai pemain, rupanya Hendy Saputra cukup menarik perhatian ketika berlih menjadi pelatih pasca pensiun.
Terbukti ketika Federasi Bulutangkis Indonesia, PBSI, mempercayakannya menjadi pelatih tunggal putra sejak tahun 2016, didampingi asistennya, Irwansyah.
Satu yang paling menonjol dari capaian pria bertinggi 172 cm itu ketika menjadi pelatih tunggal putra Pelatnas bulutangkis Indonesia. Dirinya bisa menghadirkan dua nama bintang yang kini menjadi tulang punggung bulutangkis Indonesia, mereka adalah Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Bersama Ihsan Maulana Mustofa juga, Jonatan Christie dan Anthony Ginting menjadi bakat yang ditemukan Hendry Saputra dan digemblengnya sejak level junior, hingga mampu mengharumkan nama Indonesia dengan berbagai catatan prestasi di level Internasional saat ini.
Dengan apa yang dilakukan Hendy Saputra, sudah sewajarnya segala doa dan harapan dihaturkan untuk pelatih tunggal putra bulutangkis Indonesia itu, agar bisa segara pulih dan terhindar dari bahaya virus corona.