FOOTBALL265.COM - Ratu bulutangkis India, PV Sindhu memiliki ambisi yang besar dalam kejuaraan dunia, yakni ingin menghapus ejekan orang-orang kepadanya.
Julukan ‘Silver Sindhu’ muncul karena pemain bulutangkis ini sering menjadi runner up dalam kejuaraan dunia. Pada tahun 2017 dirinya menjadi urutan kedua dan di Olimpiade Rio 2016 dirinya juga menjadi mendapatkan hal yang sama.
Sindhu mengaku bahwasannya dirinya merasa sedih ketika orang-orang mengatakan bahwa dirinya memiliki ketakutan jika bermain di final.
“Di kejuaraan dunia tahun lalu, itu adalah final ketiga saya juga memenangkan dua perunggu. Saya pikir saya harus memenangkan ini dengan cara apa pun. Saya sangat ingin memenangkan gelar juara dan saya tidak ingin dihina orang lagi,” kata Sindhu dilansir dari First Post.
Hal itu membuat Sindhu untuk terus bekerja keras dalam berlatih dan tetap fokus dalam menjalani pertandingan-pertandingan di final.
“Saya pikir apa pun yang terjadi, saya akan memberikan 100 persen dan saya harus memenangkan gelar ini. Ada kalanya orang mengatakan ‘Silver Sindhu’ tentang saya. Terkadang hal-hal itu muncul dalam benak saya,” tambahnya.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya wanita berusia 24 tahun ini mampu membuktikan kepada masyarakat India bahwa dirinya bisa mendapatkan gelar juara dunia.
Pada tahun 2019, ia melangkah ke partai final menghadapi lawannya berasal dari Jepang, Nozomi Okuhara. Sindhu berhasil memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 21-7, 21-7.
“Bahkan jika kita mengatakan kita baik-baik saja dan luar biasa, sebenarnya kita sedikit mengalami tekanan. Tapi saya tetap fokus dan memberikan gelar juara kepada masyarakat India,” tutupnya.
Kendati demikian, para pendukung awalnya tidak percaya bahwa Sindu bisa memenangkan pertandingan final yang selama ini tidak pernah dia menangkan.
Pasalnya sejak 2016 lalu di Olimpiade Rio ia berhadapan dengan perwakilan asal Spanyol, Carolina Marin dan alhasil ia harus kalah dan mendapatkan peringkat kedua.
Sebelum itu, pada tahun 2012 lalu merupakan titik balik kariernya sebagai pemain bulutangkis karena ia mampu mengalahkan juara Olimpiade 2012, Li Xuerui dari China pada China Open Super Series.