FOOTBALL265.COM - Keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) untuk mengubah sistem poin dinilai akan meruntuhkan dinasti Kento Momota dan itu menjadi sorotan media China.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen diketahui ingin mengembalikan sistem penilaian ke sistem 11 poin dalam lima babak untuk mengganti sistem 21 poin dalam 3 babak.
Keinginan Presiden BWF tersebut mendapat tanggapan dari legenda Malaysia, Mohd Hafiz Hashim, di mana menurutnya jika benar BWF akan melakukan perubahan sistem penilaian, maka itu akan menjadi ancaman untuk Kento Momota.
Media China, Sport Sina menyoroti pernyataan Mohd Hafiz Hashim yang menyatakan bahwa ketika sistem penilaian akan diubah maka itu adalah awal keruntuhan dinasti Kento Momota dan dimulainya dinasti Viktor Axelsen.
"Jika sistem penilaian tersebut diberlakukan kembali, mungkin banyak pihak akan kecewa, termasuk Kento Momota," ujar Hafiz, dilansir dari laman The Star.
"Hal yang menarik, Viktor Axelsen bisa memanfaatkan sistem ini untuk menjegal Kento Momota. Saya bertaruh, wakil Denmark tentu akan merebut posisi puncak," imbuhnya.
Pria yang saat ini melatih tim junior tersebut menjelaskan, karakter permainan Axelsen yang berapi-api sejak awal pertandingan jelas akan dimudahkan dengan sistem 11x5.
Sementara itu, Kento Momota dan sebagian besar pemain asal Asia dikenal sebagai pebulutangkis dengan tensi rendah di 11 poin pertama.
Mohd Hafiz Hashim sendiri pernah merasakan bermain dengan format 11x5. Bahkan, ia menjadi salah satu pemain yang merasakan format 7x5 pada periode 2001-2002.
Jika tak ada aral melintang, BWF rencananya ingin menerapkan sistem penilaian 11 poin dalam 5 babak tersebut tahun depan. Tentunya, jika ini benar terjadi, menarik untuk dilihat siapa yang akan menjadi penguasa selanjutnya.