FOOTBALL265.COM - Simak cerita tentang putra Indonesia Rudy Hartono yang hempaskan kakak mendiang legenda Malaysia Tan Aik Mong, Tan Aik Huang di All England.
Legenda Malaysia Tan Aik Mong dikabarkan meninggal dunia lantaran tak mampu lagi melawan penyakit mematikan kanker hati yang diderita sejak lama.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Presiden Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) Datuk Seri Norza Zakaria ke hadapan publik di berbagai dunia.
"BAM ingin menyampaikan belasungkawan yang terdalam kepada pihak keluarga," tutur Datuk Seri Norza Zakaria dinukil The Star, Minggu (31/05/20).
Lebih lanjut BAM menganggap kalau Tan Aik Mong telah sangat berjasa terhadap dunia bulutangkis Negeri Jiran sejak aktif hingga menjelang wafat.
"Dia akan sangat dirindukan oleh kami," pungkas Zakaria di Malaysia.
Tan Aik Mong pernah menjadi pelatih nasional Malaysia dengan menaungi sejumlah atlet hebat seperti dinasti Sidek yakni Misbun Sidek, Jalani Sidek, dan Razif Sidek (era 80-an).
Namun perlu diketahui kalau Tan Aik Mong ternyata merupakan keluarga yang dekat dengan dunia bulutangkis. Karena sang kakak, Tan Aik Huang juga atlet tepok bulu.
Sang kakak usianya lebih tua empat tahun dari almarhum Tan Aik Mong. Bahkan Tan Aik Huang juga menelurkan beragam prestasi luar biasa di dunia bulutangkis.
Tan Aik Huang aktif sejak 1965 hingga 1973. Dirinya juga pernah tampil di nomor tunggal dan ganda putra sepanjang karier kala itu.
Thomas Cup, SEA Games, hingga All England pernah diraih oleh Tan Aik Huang. Namun ada hal menarik dari perjalanan karier Tan Aik Huang sejauh ini.
Pasalnya ada sebuah cerita di mana tunggal putra andalan Indonesia Rudy Hartono sukses menghempaskan legenda Malaysia Tan Aik Huang di final All England.
Turnamen bergengsi dan tertua itu berlangsung di Wembley Arena, London, Inggris, 19-23 Maret 1968 silam alias edisi ke-58. All England selalu ada tiap tahun.
Performa Rudy Hartono semasa di babak-babak awal begitu luar biasa hingga ke final dengan mengalahkan Paul Whetnall (Inggris), Borch (Denmark), Johnsson (Swedia), Svend Andersen Pri (Denmark).
Sedangkan Tan Aik Huang juga begitu luar biasa kala mempecundangi Shaw (Inggris), Bochow (Jerman), Channarong (Thailand), Kops (Denmark).
Tibalah di babak puncak yang mempertemukan Rudy Hartono vs Tan Aik Huang. Ini merupakan duel yang sangat fenomenal di mana Asia Tenggara bertengger di Eropa.
Pada set pertama, permainan Rudy Hartono dan Tan Aik Huang sangat luar biasa dan terbuka. Kedua lawan ini sempat saling balap dalam meraih poin.
Meski begitu gim pertama Rudy Hartono sukses mengalahkan Tan Aik Huang dengan skor 15-12. Pada set kedua, laga panas ini berjalan cukup kendor, Tan Aik Huang takluk 9-15 dari Rudy Hartono. Sehingga All England 1968 membuat bendera Indonesia berkibar paling tinggi dari negara lain di sektor tunggal putra.