FOOTBALL265.COM – Tunggal putra bulutangkis Malaysia Lee Chong Wei sempat dihantui kutukan, yang juga bisa disebut sebagai rekor dalam kiprahnya di Olimpiade.
Sudah hampir setahun sejak dirinya memutuskan pensiun di tanggal 13 Juni 2019, namun nama Lee Chong Wei masih terus saja menghiasi berbagai berita olahraga hingga ke Indonesia.
Seperti belakangan misalnya ketika nama Lee Chong Wei ikut meramaikan polemik banyaknya pelatih asal Indonesia di Timnas Bulutangkis Malaysia saat ini.
Dalam pendapatnya, Lee Chong Wei menilai bahwa hadirnya pelatih asal Indonesia di Malaysia saat ini justru bisa berdampak baik bagi prestasi para atlet negeri jiran itu.
Dirinya mencontohkan hadirnya Hendrawan sebagai pelatih tunggal putra, diyakininya bisa membawa dampak positif kepada tunggal putra Malaysia saat ini, Lee Zii Jia.
Selayaknya seperti yang pernah dilakukan Hendrawan saat melatihnya hingga bisa menembus final Olimpiade tahun 2016 silam.
Lee Chong Wei dan Olimpiade
Perihal capaian Lee Chong Wei di ajang Olimpiade, kebersamaannya dengan Hendrawan sebagai pelatih memang membuatnya sukses mencatatkan rekor. Sebagai satu-satunya pebulutangkis yang bisa meraih tiga medali perak secara beruntun di event olahraga terbesar di dunia tersebut dari tahun 2008, 2012, hingga 2016.
Catatan itu menjadi spesial, sebab membuat Lee Chong Wei bisa menorehkan rekor sebagai satu-satunya pebulutangkis yang bisa membawa pulang medali perak Olimpiade secara tiga kali beruntun.
Tetapi memang rekor tersebut jika dilihat dari sisi lain, juga seakan menjadi sebuah kutukan tersendiri buat Lee Chong Wei. Karena membuatnya tak sekalipun bisa meraih gelar juara Olimpiade sepanjang kariernya, meski sudah melaju ke final sebanyak tiga kali secara beruntun.
Perjalanan Lee Chong Wei di Olimpiade
Kiprah Lee Chong Wei di Olimpiade sendiri dimulai pada tahun 2004. Masih berusia 22 tahun saat itu, Lee Chong Wei hanya bisa melaju hingga putaran kedua, setelah kalah dari tunggal putra China lainnya, Chen Long.
Empat tahun setelah kegagalan tersebut, Lee Chong Wei yang telah menjadi salah satu tunggal putra terbaik dunia mampu menunjukkan tajinya di Olimpiade 2008.
Mengalahkan Sony Dwi Kuncoro di peempatfinal dan Lee Hyun-il di semifinal. Harapan juara Lee Chong Wei harus pupus di tangan Lin Dan, dalam laga final berkesudahan 12-21 dan 8-21.
Setali tiga uang, di Olimpiade 2012 lagi-lagi Lin Dan yang menjadi pemupus harapan Lee Chong Wei untuk juara. Saat di final kala itu, dirinya menyerah dalam pertarungan tiga set, 21-15, 10-21 dan 19-21.
Selanjutnya di 2016. Kutukan semakin seakan tak mau menjauh buat Lee Chong Wei dalam kariernya di Olimpiade. Bisa mengungguli Chou Tien Chen (Chinese Taipei) di perempatfinal dan akhirnya bisa membuat musuh bebuyutannya, Lin Dan (China) bertekuk lutut di babak semifinal.
Di final, Lee Chong Wei justru kembali harus puas menelan kekalahan dari sosok yang tak asing buatnya di ajang Olimpiade. Sosok yang juga memupus kiprah pertamanya di Olimpiade 2004 silam, Chen Long. Saat itu Lee Chong Wei menelan kekalahan atas Chen Long dalam dua set langsung, 18-21 dan 18-21.