4 Pebulutangkis Juara Australia Open dan Olimpiade: 1 dari Indonesia
Satu lagi dari negara yang sama ada Lee yang memiliki prestasi serupa Kim baik pada Australia Open maupun Olimpiade. Lakoni ganda campuran, dirinya sempat ukir prestasi di Negeri Kangguru pada 1999 tepat pada usia 18 tahun.
Sepak terjangnya untuk bisa dapatkan logam paling mulia di Olimpiade terbilang cukup lama. Tepat pada gelaran pesta olahraga di Beijing 2008 silam, Lee baru bisa cicipi podium juara kala bersama Lee Yong Dae kalahkan unggulan Indonesia, Liliyana Natsir/Nova Widianto di partai final.
3. Carolina Marin (Spanyol)
Marin menjadi satu-satunya wakil non Asia yang sukses menangi dua kompetisi ini sekaligus. Gagal pada setahun sebelum Australia Open 2015 lawan Saina Nehwal, pebulutangkis ini sukses buktikan kapasitas bermainnya.
Selang setahun kemudian, tepatnya Olimpiade 2016, Marin sukses catatkan nama sebagai tunggal putri pertama dari Eropa yang mengukir sejarah menangi medali emas. Berkat hal itu, dirinya sukses meringsek posisi atas pada peringkat BWF.
4. Chen Long (China)
Lahir di salah satu negara penghasil atlet bulutangkis ternama, Chen memang sudah memiliki prestasi menakjubkan. Sempat menang 21-12, 14-21, dan 21-18 atas Viktor Axelsen buat tunggal putra Negeri Tirai Bambu ini sukses sabet juara Australia Open 2015.
Selang setahun pada Olimpiade 2016 di Rio, Chen sukses menangkan medali emas dan lagi-lagi dirinya mampu tunjukkan siapa penguasa sejati kala lawan Axelsen pada babak empat besar.
5. Susi Susanti (Indonesia)
Terakhir ada yang tidak tergantikan Susi si legenda tunggal putri dari Indonesia. Pada masa lampau kekuatan dominasi Tanah Air sangat ditakuti, terbukti dirinya mampu menangi Australia Open edisi 1990.
Tepat pada usia 19 tahun, wanita asal Tasikmalaya ini kalahkan tuan rumah, Anna Lao dengan skor Afrika, 11-1, 11-4. Tepat dua tahun kemudian, Susi buat bangsa Indonesia kian bangga setelah menangi medali emas pertama di Olimpiade.