FOOTBALL265.COM – Kekalahan legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King di ajang bergengsi All England 1980 ternyata mampu memberikan perubahan di olahraga tepok bulu India.
Diketahui Liem Swie King yang menjadi unggulan teratas di kejuaraan bergengsi tersebut harus menelan kekalahan atas Prakash Padukone (India) dalam dua gim langsung dengan skor 2-14, 10-15 di final All England 1980.
Namun nyatanya kekalahan yang dialami pria berjuluk King Smash itu menjadi berkah tersendiri bagi rivalnya. Pasalnya, Padukone yang saat itu berusia 24 tahun berhasil menjadi pebulutangkis India pertama yang mampu meraih gelar juara All England.
Kemenangan itu turut mengubah sejarah bulutangkis India. Pasalnya, sebelum dirinya berhasil menjadi juara di turnamen bergengsi tersebut, olahraga bulutangkis jarang dilirik dan tak mendapatkan banyak dukungan. Namun kemenangannya berhasil mengubah pandangan masyarakat India.
“Jika berbicara tentang sejarah bulutangkis India, makan era 1980-an menjadi tonggak penting terutama saat saya menjuarai All England. Sebelumnya, bulutangkis menjadi olahraga minoritas,” ujar Prakash Padukone, dilansir dari laman Scroll In.
“Tak ada yang tahu tentang bulutangkis karena minimnya pemberitaan. Hanya kalangan kami saja yang tahu, dan tak ada banyak fasilitas, uang, siapa saja pemainnya serta informasi turnamen internasional. Namun pasca 1980, semuanya berubah, dan bulutangkis menjadi olahraga utama,” imbuhnya.
Prakash Padukone memang menjadi salah satu tokoh penting dari sejarah kebangkitan bulutangkis India. Ia sukses mengharumkan nama negaranya dengan memenangkan sejumlah turnamen.
Yakni menjadi juara di Commonwealth Games 1978, Denmark Open 1979, All England 1980, World Cup 1981, podium ketiga World Championship 1983 dan sejumlah prestasi lainnya.
Prakash Padukone kemudian memutuskan untuk gantung raket alias pensiun pada 1991, setelah itu sempat menjabat sebagai ketua Asosiasi Bulutangkis India. Pelatih timnas pada 1993 dan 1996 kemudian mengelola akademi yang dimlikinya.