FOOTBALL265.COM – Mengenal sosok Bambang Suprianto, salah satu pebulutangkis Indonesia yang sukses di nomor ganda putra meski sempat mendapat insiden jari terpotong.
Indonesia sendiri memang menjadi pusat kekuatan bulutangkis di Asia bahkan dunia. Tidak heran jika banyak atlet tepok bulu handal yang lahir serta memperkuat skuat Merah Putih.
Dari sekian banyak nomor, tunggal putra sempat menjadi andalan dan paling ditakuti. Beberapa unggulan di nomor tunggal putra pun pernah menduduki peringkat satu BWF.
Mulai dari era Liem Swie King yang berhasil meraih dua medali emas World Cup, kemudian diteruskan oleh Rudy Hartono yang mendapat julukan raja All England berkat delapan gelar juara miliknya.
Hingga ke era Taufik Hidayat yang masuk dalam big four kings tunggal putra dunia, bersama Lee Chong Wei, Lin Dan, serta Peter Gade.
Selain tunggal, nomor ganda putra juga menjadi senjata andalan buat kontingen Indonesia dalam meraih gelar juara. Terbukti, dalam ranking dunia BWF saat ini ada dua wakil Tanah Air yang bertengger di tempat pertama dan kedua.
Pada peringkat teratas, ada pasangan Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, sementara tempat kedua dihuni ganda putra senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Tiga strip dibawahnya, Indonesia kembali menyumbangkan satu nama yakni pasangan muda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang duduk di tempat keenam.
Dominasi ganda putra Indonesia sendiri bukan cuma berlangsung saat ini. Pada era 90-an pun skuat Merah-Putih punya pasangan yang cukup disegani. Salah satunya adalah Bambang Suprianto.
Pebulutangkis kelahiran Solo pada 51 tahun silam ini, sempat menjadi andalan Indonesia ketika terjun di sejumlah ajang bergengsi, mulai dari Southeast Asian (SEA) Games, Asian Championship, Asian Games hingga World Cup.
Memulai karir sebagai tunggal putra, nama Bambang Suprianto mulai dikenal usai menjuarai turnamen Singapura Open pada tahun 1991.
Dianggap kurang cocok bermain sendiri, Bambang Suprianto yang mempunyai keunggulan dari kekuatan smash itu berpindah haluan menjadi spesialis ganda putra dan berpasangan dengan Rudy Gunawan.
Pada tahun pertamanya di pasangkan sebagai ganda putra, tidak ada gelar bergengsi yang diraih hanya runner up di ajang German Open tahun 1992.
Namun perlahan tapi pasti, chemistry antara Rudy Gunawan dan Bambang Suprianto mulai terbangun dan setahun berselang sejumlah gelar bulutangkis pun berhasil mereka dapatkan, diantaranya Thailand Open, China Open hingga World Grand Prix Finals.
Catatan tersebut pun membuat nama Rudy Gunawan dan Bambang Suprianto menjadi ganda putra cukup disegani di dunia, bahkan mereka masuk dalam susunan skuat Indonesia dalam ajang Thomas Cup tahun 1994 dan 1996.