FOOTBALL265.COM – Federasi Bulutangkis Inggris mendesak agar pemeritan di negaranya menutup fasilitas olahraga indoor karena pandemi virus corona masih membayangi para atlet yang berlatih di tempat-tempat tersebut.
Dilansir dari Badminton England, mereka meminta pemerintah Inggris tidak mengorbankan fasilitas olahraga indoor sebagai pusat kebugaran yang dihadiri oleh banyak orang dari kalangan umum.
Seruan kepada pemerintah Inggris ini tidak hanya dilakukan oleh federasi bulutangkis saja, namun juga dari asosiasi sepak bola, bola basket, bola volid dan tenis meja.
“Hanya 20 persen fasilitas bulutangkis yang mampu menampung pemain sejak kami diizinkan untuk berlatih kembali. Hal ini mengakibatkan lebih dari setengah juta orang tidak bisa memainkan olahraga yang mereka sukai, dan tidak bisa menjaga kebugaran, aktif dan sehat,” kata CEO asosiasi bulutangkis, Adrian Christy.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Inggris telah memutuskan untuk melonggarkan aturan lockdown, di mana semua orang diperbolehkan beraktivitas dan menikmati fasilitas umum meski pandemi virus corona masih membayangi.
Meski sudah diberi lampu hijau, pemerintah tetap menghimbau agar semua orang memberlakukan aturan jarak sosial guna mencegah penularan virus corona semakin meluas.
Imbasnya, fasilitas latihan indoor telah kehilangan fungsinya karena sebagian besar orang lebih senang menggunakan tempat tersebut untuk latihan kebugaran dan latihan berkelompok karena aturan jarak sosial.
Apabila hal ini tetap berlanjut, dua dari tiga fasilitas indoor yang ada di Inggris tidak bisa digunakan sampai Musim Gugur. Sebanyak 2,4 juta orang pun nantinya tidak bisa bermain olahraga indoor secara reguler.
Tentunya pihak asosiasi bulutangkis bersama badan olahraga lainnya ingin memulai kembali aktivitas olahraga seesuai dengan panduan protokol kesehatan untuk menciptakan lingkungan bermain yang aman dari COVID-19.
Untuk itulah, mereka ingin agar pemerintah membuka lebih banyak fasilitas olahraga, termasuk di ranah tempat-tempat rekreasi, sekolah dan tempat lain agar masyarakat tidak menggunakan fasilitas olahraga yang digunakan khusus untuk para atlet profesional.