In-depth

3 Masalah Besar yang Bikin Asia Open Sebaiknya Dibatalkan Saja

Senin, 21 September 2020 09:30 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Robertus Pudyanto/Getty Images
Viktor Axelsen di ajang Piala Thomas 2018 silam Copyright: © Robertus Pudyanto/Getty Images
Viktor Axelsen di ajang Piala Thomas 2018 silam
BWF Tak Cergas

Sejak masa pandemi corona dimulai, BWF seperti kurang cergas dalam mengeluarkan kebijakan. Seperti saat kukuh menyelenggarakan All England pada Maret lalu, sederet pebulutangkis top dari India dan Denmark melayangkan protes keras pada BWF yang nekat mengadakan turnamen di tengah pandemi.

Pun dengan penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber yang mundur beberapa kali hingga akhirnya dibatalkan setelah banyak negara yang undur diri.

Hingga kini, BWF juga belum transparan dengan bagaimana protokol kesehatan dan keamanan selama turnamen nanti. Tidak seperti NBA atau tenis misalnya, yang berinisiatif menciptakan 'bubble' untuk pemain dan staf selama turnamen.

Alhasil, BWF menjadi bulan-bulanan para pebulutangkis, seperti deretan pemain Denmark yang memang dikenal vokal menyuarakan pendapatnya.

Anders Antonsen misalnya, yang mempertanyakan rencana BWF untuk menyelenggarakan turnamen ke depannya. "Apa rencananya? Haruskah kami duduk-duduk dan menunggu vaksin sebelum bisa main bulutangkis lagi?" tulis Antonsen lewat Instagramnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Anders Antonsen (@anders_antonsen) pada

Rekan senegaranya, Anders Skaarup Rasmussen, juga melayangkan sindiran lewat Instagram Story. Mengutip Smashing News, Rasmussen mempertanyakan akun sosial media BWF yang bukannya menyediakan info soal turnamen, malah membuat voting soal pertandingan yang berlangsung pada 2012 silam.

Pemain Bintang Ragu-ragu

Salah satu faktor yang membuat turnamen bulutangkis menarik adalah partisipasi para pemain bintang. Namun jika para atletnya saja banyak yang masih bimbang untuk ikut, keberlangsungan turnamen sekelas Asia Open yang berlevel Super 1000 ini juga terancam.

Seperti mengutip pernyataan Subid Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto, yang mengatakan partisipasi pemain top adalah kunci jadi atau tidaknya Asia Open diadakan.

Padahal, para pemain bulutangkis top sejak awal juga tidak ragu-ragu untuk melayangkan kritik atau memilih mundur dari turnamen besar jika keamanan mereka tak terjamin.

Seperti mantan tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen, yang tak sungkan menyarankan pemain Malaysia, Lee Zii Jia untuk tak ikut Piala Thomas di Denmark, sebagaimana diberitakan Stadium Astro. Pasalnya, Axelsen sendiri juga masih mengkhawatirkan kondisi pandemi di negaranya yang mencatat rekor kasus positif tertinggi di bulan September ini.

Melihat tiga masalah besar di atas, bukan tak mungkin Asia Open bernasib sama dengan turnamen-turnamen bulutangkis lainnya yang terpaksa dibatalkan.