Prediksi Prancis Terbuka 2020: Rafael Nadal Jaminan Juara?

Sabtu, 26 September 2020 12:34 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Tim Clayton/Corbis via Getty Images
Rafael Nadal berlatih jelang Grand Slam Prancis Terbuka 2020. Copyright: © Tim Clayton/Corbis via Getty Images
Rafael Nadal berlatih jelang Grand Slam Prancis Terbuka 2020.

FOOTBALL265.COM - Prancis Terbuka (Roland Garros) akan menjadi turnamen Grand Slam ketiga yang diadakan di musim ini, tepatnya mulai Minggu (27/09/20) waktu setempat.

Petenis nomor dua dunia Rafael Nadal dipastikan melangkah dengan penuh percaya diri untuk meraih gelarnya yang ke-13 di turnamen ini. 

INDOSPORT berbincang bersama mantan petenis peringkat 8 dunia yang kini menjadi pundit, Marcos Baghdatis, dan presenter Fox Sports Asia, Jason de la Pena, Kamis (24/09/20) kemarin untuk membahas prediksi juara Prancis Terbuka musim ini.

Setelah hiatus bertanding karena pandemi virus corona, Nadal sempat tampil di Italia Terbuka pekan lalu. Ia secara mengejutkan tersingkir di perempat final dari tangan Diego Schwartzman.

Namun meski begitu, Baghdatis yakin Si Raja Tanah Liat masih berpeluang besar untuk mempertahankan gelarnya di Paris.

"Ini bukan pertama kalinya Rafa tidak start dengan baik di lapangan tanah liat, tapi dia bisa finish dengan bagus. Di Prancis Terbuka dia sudah berpengalaman selama 11 tahun. Bagaimana pun, Roland Garros adalah rumahnya. Jadi menurut saya sangat sulit untuk mengalahkannya di Prancis Terbuka," beber Baghdatis.

"Mungkin dia sebenarnya memilih untuk menang di Roma, tapi dia sudah memainkan beberapa laga dan kondisinya bugar. Jangan lupa, dia sudah tak bermain dalam waktu lama. Jadi penting baginya untuk melalui 2-3 laga untuk mendapatkan ritme permainannya lagi. Dia kalah (di Roma) tapi menurut saya dia sangat siap di Prancis Terbuka."

Prediksi Baghdatis juga diamini oleh De La Pena. "Saya setuju, rekornya di Roland Garros adalah 93-2. Saya rasa turnamen Roma hanya untuk pemanasan, untuk tes. Sepertinya dia akan bertanding di Prancis dengan sangat percaya diri."

"Saya ingat pertama kali meliput Roland Garros bersama dengan Martina Navratilova. Saya bilang Nadal sepertinya sedang dalam rentetan hasil buruk. Dia lalu menatap saya dan bilang, 'Anda gila? Jika Rafa main di sini, dia akan menang'".

Baghdatis pernah menjadi satu-satunya pemain yang dapat mengalahkan Nadal dan Roger Federer ketika mereka peringkat 1 dunia di musim 2010. Namun sedekade kemudian, Nadal dan Federer masih berada di puncak performa mereka, bersaing bersama Novak Djokovic dalam Big Three.

Lebih dalam, Baghdatis dan De La Pena mengatakan para petenis top bisa saja kalah ribuan kali di babak keempat atau perempat final di turnamen biasa. Namun saat berlaga di Grand Slam, para pemain top ini langsung tancap gas ke level yang lebih tinggi lagi.

"Ya, secara mental mereka 'ganti gigi'. Tak hanya di tenis. Program yang mereka lakukan secara fisik dan lainnya, mereka ingin mencapai puncaknya di Grand Slam," lanjut Baghdatis.

"Di empat event besar ini, Anda harus berada di puncak performa untuk bisa melalui lima set atau laga yang berlangsung selama berjam-jam di lapangan. Saya rasa mereka sulit dikalahkan karena mereka lebih berpengalaman."

"Perbedaannya, mereka mampu menjaga level permainan. Dalam permainan lima set, pemain lain pelan-pelan mencapai puncak performa tapi mulai turun lagi. Jika Anda bisa menang satu set, katakanlah menang 7-6, Anda lalu berpikir, 'Ah, saya harus menjalani dua set lagi di level ini. Itu pun kalau dia tidak meningkatkan levelnya.'"

Bahkan Baghdatis tak segan menyebut Big Three ini seperti berada di planet lain karena mampu bertahan dalam level yang sama dalam jangka panjang.

Di babak pertama Prancis Terbuka, Rafael Nadal akan bertemu petenis peringkat 83 dunia, Egor Gerasimov. Sementara Djokovic akan ditantang petenis Swedia keturunan Etiopia bernama Mikael Ymer. Keduanya juga belum pernah bertemu sebelumnya.

© INDOSPORT
Mantan pemain tenis Marcos Baghdatis ketika berbincang bersama Jason de la Pena dan INDOSPORT. Copyright: INDOSPORTMantan pemain tenis Marcos Baghdatis ketika berbincang bersama Jason de la Pena dan INDOSPORT.

Sementara di sektor tunggal putri, Baghdatis dan De La Pena sepakat unggulan pertama Simona Halep akan menggondol lagi gelar Prancis Terbuka.

"Saya prediksikan Simona Halep yang bakal jadi juara. Dia menunjukkan di Roma bahwa dia berada dalam keadaan pikiran yang luar biasa dan kebugaran yang bagus," kata Baghdatis.

Di sisi lain, De La Pena memfavoritkan petenis Spanyol, Garbine Muguruza. Dia telah mengantongi dua gelar Grand Slam, yakni Prancis Terbuka dan Wimbledon.

"Dia sangat bagus dan berbakat, meski ada performa yang naik-turun. Tapi dia jenis pemain yang tampil habis-habisan di Grand Slam, juara, lalu tak terlalu moncer selama beberapa bulan. Dia sangat berbahaya," timpal De La Pena.

"Namun Halep melewatkan AS Terbuka dan bisa menyimpan energi, lalu menang di Roma. Dia juga pernah menang di Roland Garros 2018 jadi jelas dia adalah favorit juara," tambahnya.

Saksikan Daniela Hantuchova, Marcos Baghdatis Chopra, dan Jason de la Pena yang menjadi host Roland Garros 2020 secara langsung dari 27 September-11 Oktober di seluruh saluran FOX Sports.