FOOTBALL265.COM - Olahraga bulutangkis atau badminton rupanya juga cukup diminati di negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan. Berbagai rencana sudah dipersiapkan federasi setempat untuk menjadi kekuatan terbesar bulutangkis di Asia Tengah.
Kazakhstan sendiri adalah negara mayoritas Muslim yang memiliki 18,7 juta penduduk. Negara ini secara konsisten berpartisipasi di Olimpiade. Meski sepak bola dan gulat menjadi olahraga paling populer di sana, cabor tinju dan atletik justru membawa nama harum Kazakhstan di panggung dunia.
Salah satu atlet paling terkenal dari negara ini adalah Bekzat Sattarkhanov yang menggondol medali emas di tinju Olimpiade Sydney 2000.
Namun Federasi Bulutangkis Kazakhstan (KBF) mengakui bahwa bulutangkis berkembang ke arah yang lebih baik di negara tersebut. KBF telah membuka cabang di beberapa provinsi dan berencana memperbanyak kursus pelatihan.
"Pada 2021, kami ingin membuka cabang dan pelatihan di Shymkent, salah satu kota terbesar dan paling berkembang di Kazakhstan, di mana ada banyak atlet bulutangkis," papar Sekjen KBF, Danil Pak, kepada laman Badminton Asia.
Sejalan dengan bertambahnya hall olahraga dan pelatihan, KBF berencana untuk memperkuat regulasi mereka, seperti soal dewan pelatihan, aturan anti-doping, dan kriteria baru untuk menyeleksi atlet untuk Timnas Bulutangkis.
Upaya KBF untuk mendirikan lebih banyak arena bulutangkis tak selalu mulus. Arena yang biasa untuk dibuat latihan tepok bulu, sempat dihibahkan ke cabor gulat yang lebih populer pada dua tahun lalu. Akhirnya KBF pun harus mengalah dan pindah ke hall lain.
Namun kepala pelatih Askar Ormanov menyatakan KBF telah membeli lahan untuk dijadikan pusat pelatihan tim nasional.
"Kami membeli lahan dan berharap akan menjadi pusat pelatihan nasional, yang terbesar di Asia Tengah. Kami berharap bisa meningkatkan bulutangkis di Kazakhstan dan mencoba membuka klub baru di kota-kota lain," tutur Ormanov.
Tahun ini, KBF membuat terobosan dengan menjadi tuan rumah Eurasian Badminton League yang diikuti oleh empat negara, yakni Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan Tajikistan.
"Kami berharap tahun depan ada lebih banyak negara yang berpartisipasi di kompetisi ini seperti Rusia, Georgia, Azerbaijan, dan Armenia," tambah Ormanov.