Zhou Mi: Eks China yang Kariernya Hancur karena 'Ulah' BWF
Dilansir dari Badzine, Zhou Mi diketahui mendapat bantuan dari firma dan ahli hukum untuk membantu, menangani dan mengirimkan lebih banak tes ke laboratorium independen yang akhirnya menghasilkan pemikiran bahwa zat terlarang itu ada dalam kandungan daging babi yang terkontaminasi.
"Sejak mengesampingkan obat China sebagai sumber Klor dalam sampel urin saya, saya curiga bahwa jejak Klor yang rendah yang ditemukan di tubuh saya adalah akibat dari konsumsi daging babi yang terkontaminasi Klor secara tidak sadarm" jelasnya.
Pernyataan Zhou Mi itu pun didukung oleh tes lainnya termasuk tes "Obat Rambut" yang menunjukkan bahwa konsentrasi Clenbuterol cukup rendah dan mengisyaratkan itu tidak cukup untuk membantu kinerja pemain secara signifikan.
Memutuskan menyudahi kariernya sebagai pebulutangkis
Akibat peristiwa doping yang menyoreng namanya, Zhou Mi akhirnya mengambil keputusan bahwa dirinya tidak akan lagi meneruskan kariernya sebagai pebulutangksi karena pada saat itu, ia sudah mengandung buah cinta pertamanya dengan sang suami.
“Saya ingin menjelaskan bahwa pada saat tes, saya tidak dalam keadaan akan berkompetisi atau bersiap untuk bertanding di ajang apapun. Bahkan tidak ada alasan atau dorongan sedikit pun bagi saya untuk menggunakan zat peningkat kinerja.
Saya belum pernah mendengar tentang Klor pada saat itu. Tidak ada yang punya. Terlebih lagi, sebelum kejadian ini, saya memiliki rekam jejak yang sempurna selama lebih dari 20 tahun.
Jadi, hasil tes positif yang keluar pada Juli 2010 adalah kejutan besar bagi saya dan bagi seluruh komunitas bulutangkis. Sebagai gambaran, saya saat ini berusia tiga puluhan dan akan segera menjadi seorang ibu, jadi terlepas dari kejadian tersebut, saya sudah akan pensiun sebagai pemain bulutangkis profesional," demikian penuturan Zhou Mi
BWF seperti pilih kasih
Ketika kasus yang sama kembali terulang pada saat pebulutangkis andalan Thailand, Ratchanok Intanon ditemukan positif dalam darahnya terdapat kandungan Clenbuterol, hal berbeda justru dilakukan BWF.
Jika Zhou Mi mengaku bahwa dirinya tidak pernah diarahkan kalau bisa melakukan banding, maka berbeda dengan Ratchanok Intanon yang bisa membuktikan bahwa zat terlarang itu tak sengaja ditelannya pada saat sedang makan di luar dan akhirnya membuat wakil Thailand terbebas dari jeratan hukum.
Melihat situasi ini, Kepala Pelatih Asosiasi Bulutangkis Hong Kong, He Yiming angkat suara, "Zhou Mi dan Intanon secara keliru mengonsumsi obat terlarang, tetapi Zhou Mi diskors selama dua tahun. Sedangkan Intanon tidak tersentuh hukuman sedikit pun, apa yang bisa saya katakan? Mungkin kekuatan bulutangkis tim Hong Kong tidak cukup untuk mendapat perlakuan yang adil," ujarnya.
Tentu jika benar, ada sesuatu yang ganjal dari putusan BWF pada Zhou Mi, maka pastinya hal itu sangat disayangkan, karena secara tidak langsung mereka telah menghancurkan karier dari seorang Zhou Mi.