In-depth

Mundur dari Denmark Open, Kento Momota Siram Bensin ke Bulutangkis Eropa

Minggu, 4 Oktober 2020 08:02 WIB
Editor: Coro Mountana
© Shi Tang/Getty Images
Kento Momota dan Viktor Axelsen di BWF World Tour 2019. Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Kento Momota dan Viktor Axelsen di BWF World Tour 2019.
Siraman Bensin Kento Momota

Sebelumnya bulutangkis Eropa sudah mengecam tindakan sejumlah peserta Asia termasuk Indonesia terkait Piala Thomas-Uber 2020. Seperti yang kita tahu gara-gara virus corona, turnamen Piala Thomas dan Uber pun mengalami penundaan. 

Bahkan ternyata turnamen Piala Thomas dan Uber sudah mengalami penundaan sebanyak 3 kali. Mulai dari sedianya turnamen Piala Thomas dan Uber digelar pada Mei, mundur ke Agustus hingga akhirnya ke Oktober. 

Namun ternyata Oktober pun belum menjadi jawaban pasti karena turnamen Piala Thomas dan Uber resmi ditunda lagi. Keputusan BWF sendiri selaku induk organisasi bulutangkis dunia pun untuk menunda Piala Thomas dan Uber diambil setelah sejumlah peserta mundur. 

Terutama dari Asia seperti Indonesia yang memilih untuk tak mengikuti turnamen Piala Thomas dan Uber karena merasa dunia belum aman dari virus corona. Apa yang dilakukan bulutangkis Asia termasuk Indonesia ternyata memancing amarah dari pihak Eropa. 

Denmark selaku pihak penyelenggara Piala Thomas dan Uber sebagai yang paling mengecam keras tindakan sejumlah peserta Asia yang memilih mundur. Kecaman paling keras dilayangkan langsung oleh legenda Denmark, Jim Laugesen dalam media sosialnya. 

“Saya merasa sangat terprovokasi dengan situasi ini karena melihat banyaknya negara yang tidak menaruh kepercayaan pada Denmark sebagai negara penyelenggara sampai membatalkan keikutsertaan mereka karena takut covid-19,” tulis Jim Laugesen. 

© badmintonbladet
Jim Laugesen mengenai opini mengenai Thomas dan Uber. Copyright: badmintonbladetJim Laugesen mengenai opini mengenai Thomas dan Uber.

“Saya menghormati keputusan itu, tetapi kita harus berkaca pada kompetisi AS Terbuka yang tetap memilih menggelar acaranya. Saya tidak mengabaikan kekhawatiran pemain, tetap bagaimana jika vaksin masih belum ditemukan sebelum tahun 2023? Haruskah bulutangkis tidak dimainkan sebelum itu?" lanjutnya. 

Lebih lanjut, Jim Laugesen juga menyoroti langkah negara Asia seakan mematikan harapan para pebulutangkis dunia untuk mencari nafkah. Pasalnya sejak Maret, para pebulutangkis sudah kehilangan mata pencahariannya gara-gara tidak ada turnamen. 

Tak hanya sang legenda, pebulutangkis andalan Denmark, Anders Antonsen ternyata juga ikut menyoroti langkah yang diambil negara Asia. Tapi berbeda dengan Jim Laugesen yang mengkritik Asia, Antonsen lebih menyoroti BWF yang mengambil kebijakan untuk menunda. 

© VCG/VCG via Getty Images
Anders Antonsen di All England 2020 Copyright: VCG/VCG via Getty ImagesAnders Antonsen di All England 2020

"Jadi Piala Thomas-Uber sekali lagi ditunda dan Denmark Open 2 dibatalkan. Jadi apa rencananya di sini? Apakah kita hanya duduk-duduk menunggu vaksin datang sebelum bulutangkis dapat dimulai lagi?", tulis Antonsen dalam media sosialnya.  

"Saya melihat Tenis dimainkan di New York akhir-akhir ini. BWF sekarang waktunya untuk melangkah! Buat pengaturan terbaik dan teraman dan kemudian jalankan turnamen. Siapa pun yang ingin hadir, silakan hadir. Jika tidak, olahraga akan layu dan mati," lanjutnya. 

Pada saat Piala Thomas dan Uber ditunda, Denmark sudah marahnya bukan main dengan Asia. Kini dengan tindakan Kento Momota dan 14 pebulutangkis Jepang yang mundur dari Denmark Open, seolah menyiram bensin ke pihak bulutangkis Eropa bukan?