FOOTBALL265.COM - Sekjend Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Kenny Goh, menceritakan kronologi tertangkapnya dua pemain independen Malaysia atas kasus pengaturan skor.
Pada 2018, dua pemain independen Malaysia, Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang, menjadi tersangka dalam kasus pengaturan pertandingan (match fixing) oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Dilansir laman resmi BWF, keduanya dijatuhi hukuman oleh (BWF) karena terbukti melanggar kode etik yang berkaitan taruhan, bertaruh, dan proses pengaturan skor yang tak sesuai.
Tan Chun Seang sendiri dilarang terlibat dalam kegiatan bulutangkis yang berada di bawah BWF selama 15 tahun dan diharuskan membayar denda sebesar 15.000 dolar AS (sekitar Rp209 juta).
Sementara Zulfadli Zulkiffli telah didenda sebesar 25.000 dolar AS (sekitar Rp348 juta), sekaligus hukuman larangan terjun ke dunia bulutangkis selama 20 tahun atau hingga 2038.
Dua tahun setelah dua pemain independen Malaysia dihukum BWF, para pemain nasional Negeri Jiran mendapat teror telepon yang tak dikenali.
Menanggapi hal itu, Sekjen BAM, Kenny Goh telah mengimbau para pemainnya untuk terlebih berhati-hati dalam menerima telepon.
Selain itu, Sekjend BAM Kenny Goh juga menceritakan bagaimana kronologi dua pemain independen Malaysia, yakni Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang, sampai ketahuan oleh BWF terlibat dalam match fixing.
"Tentu saja, kami pernah mendengar tentang pengaturan pertandingan sebelumnya, tetapi itu selalu menjadi rumor dan rumor sampai kunjungan itu," ujarnya.
“Saya dulu bersama Datuk Ng Chin Chai (sekretaris saat itu). Thomas Lund (Sekjend BWF) memberi tahu kami bahwa mereka sedang memantau pengaturan pertandingan," ujar Kenny Goh dikutip dari media The Star.
"Dia menginformasikan bahwa mereka telah bekerja sama dengan beberapa otoritas lokal dan sedang mencari mekanisme untuk mengekang pengaturan pertandingan," tambahnya.
Disebut oleh Kenny Goh, BWF telah meminta bantuan perusahaan software untuk menyelidiki adanya penyimpangan di setiap hasil pertandingan. Selain itu, ia menceritakan kalau pada saat itu para pemain Malaysia juga dipantau.
“Kami juga diberitahu bahwa BWF sedang memantau seseorang di lingkungan bulutangkis setempat tentang masalah ini. Mereka juga mengawasi apa yang dibagikan di platform media sosial. Akhirnya, itu menyebabkan dua pemain independen Malaysia diselidiki dan dilarang," pungkasnya.
Pada September 2018, BAM menangguhkan pemain ganda junior yang menjanjikan dari semua turnamen (baik lokal maupun internasional) selama empat bulan karena kecanduannya pada perjudian internet sampai berutang ke orang lain.