FOOTBALL265.COM - Kisah sedih dari legenda bulutangkis Indonesia, yakni Lius Pongoh dibalik kesuksesannya meraih gelar di kompetisi Indonesia Open tahun 1984.
Lius Pongoh pada tahun 1984 berhasil naik ke podium tertinggi di hadapan pendukung Indonesia pada kompetisi Indonesia Open, dimana saat itu ia mengalahkan sesama pemain Tanah Air.
Kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dalam acara 'Badminton Unlimited', legenda bulutangkis Indonesia menceritakan kisah sedih dibalik kesuksesannya berhasil meraih gelar juara di Indonesia Open.
"Waktu tahun 1984 itu pertandingan cukup ketat, saya juga nggak mungkin menang, karena waktu itu ada Misbun, saya enggak pernah bisa mengalahkan dia waktu itu," katanya.
"Orang tua saya juga lagi sakit waktu itu, sakit kanker pankreas dan itu jadi beban buat saya karena setiap malam harus ke rumah sakit. Sering kali saya diusir sama satpam karena sudah lewat waktu besuk, jadi saya lompat pagar sama Richard," ujar Lius Pongoh.
Dituturkan lebih lanjut oleh Lius Pongoh bahwa salah satu yang membuat ia semangat ketika mengikuti kompetisi Indonesia Open 1984 adalah ibunya yang terus memberikan doa kepadanya. ia pun yakin kalau doa menjadi salah satu yang membuatnya akhirnya bisa naik ke podium tertinggi di hadapan pendukung Tanah Air.
"Tapi, mama saya cukup memberikan saya semangat karena walaupun dia sakit, dia memberikan doa kepada saya untuk bisa jadi juara di Indonesia Open 1984 dengan susah memang sebetulnya.," lanjutnya.
Terakhir legenda bulutangkis Indonesia, Lius Pongoh berujar kalau dirinya tidak akan pernah melupakan kesuksesannya di kompetisi Indonesia Open 1984.
"Saya selalu percaya doa orang tua dan kuasa Tuhan, dan itu bisa mengantarkan saya di tahun 84. Buat saya, itu merupakan karya yang tidak akan pernah saya lupakan," pungkasnya.
Pada kompetisi Indonesia Open 1984, Lius Pongoh berhasil mengalahkan Hastomo Arbi dalam pertandingan rubber game yang berakhir dengan skor 15–5, 10–15, 15–13 untuk meraih podium tertinggi di hadapan pendukung Indonesia.