FOOTBALL265.COM - Setelah memastikan diri menjadi juara Yonex Thailand Open pada Minggu (17/1/2021), Greysia Polii tak kuasa menahan tangis. Sang partner, Apriyani Rahayu, memeluk mencoba menenangkan.
Bukan karena berhasil menjadi juara lantas pemain ganda putri Tanah Air tersebut sampai menangis sedemikian lama. Ada kisah sedih mendalam yang dialami Greysia dalam sebulan terakhir.
Kakak lelaki Greysia, Rickettsia Polii, meninggal dunia, sehari setelah dia melangsungkan pernikahan dengan Felix Djimin. Greysia dan Felix menikah pada 23 Desember 2020, di salah satu hotel di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Tak terbayangkan betapa hancurnya perasaan Greysia. Satu hari dia menikah, besoknya dia harus kehilangan sang kakak yang sudah dia anggap sebagai ayah, yang seharusnya mengantarnya ke altar saat pemberkatan pernikahan.
Beberapa waktu kemudian, Greysia kembali mendapat berita menyedihkan. Sang bunda yang sudah berusia 75 tahun terpapar Covid-19.
Tak ada waktu untuk menikmati momen sebagai pengantin baru. Dengan segala kegalauan itu, Greysia harus tetap mempersiapkan diri untuk mengikuti tiga turnamen di Thailand.
"Setiap hari selama di Thailand, saya selalu menanyakan kondisi mama. Bangun tidur yang pertama dicek apakah mama baik-baik saja. Mama sudah 75 tahun dan saya jadi khawatir banget," ujar Greysia.
"Sekarang mama sudah negatif dan menjalani isolasi di rumah. Kemarin memang sudah bertekad, kalau belum benar-benar negatif dan pulih, tetap saja dirawat di rumah sakit. Makanya mama lama juga di rumah sakitnya, sampai 21 hari," ujar dia lagi.
Sebelum turun pada turnamen Yonex Thailand Open (12-17 Januari 2021), Greysia dan pemain lain harus menjalani masa karantina selama sekitar satu minggu. Kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan Greysia untuk menenangkan diri.
"Di sini, karena lebih banyak sendiri, saya jadi punya kesempatan untuk menenangkan diri. Setelah stres banget di Jakarta, saya ada waktu untuk menenangkan diri," ujar Greysia.
"Saya juga mencoba untuk terus berpikir positif, dan itu harus dibangun setiap hari. Saya juga harus fokus ke pertandingan, ada yang harus saya pikirkan dulu," kata peraih medali emas SEA Games 2019 tersebut.
Meski sudah bisa menenangkan diri, tetap saja perasaan sedih, gundah, khawatir, dan takut masih menghantui pemain ganda putri paling senior di pelatnas tersebut.
Setiap kali selesai bertanding, dia akan ke ruang ganti atau kamar mandi dan menangis sampai merasa lega. Banyak yang bertanya apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Greysia berusaha untuk tetap tegar.
"Kemarin setelah pertandingan final, saya gak kuat lagi. Mau langsung ke kamar mandi atau ruang ganti kan gak mungkin, karena masih ada seremoni di podium. Akhirnya meledaklah tangisan saya di lapangan," ujar Greysia.
"Selama ini saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk tenang, dibantu sama teman-teman di sini juga. Karena yang bikin paling capek itu kan pikiran. Jadi ya sudah, dibawa senang saja," kata Greysia menambahkan.
Ternyata, di balik senyum saat beraksi di lapangan, ada luka amat dalam dan beban mahaberat yang ditanggung Greysia Polii. Terima kasih sudah berjuang habis-habisan, Greys!