FOOTBALL265.COM - Legenda bulu tangkis China, Lin Dan ternyata sempat menjagokan pebulutangkis Malaysia, Lee Zii Jia di Olimpiade Tokyo 2020.
Perjalanan Lee Zii Jia di Olimpiade Tokyo 2020 memang tidaklah panjang. Pemain berperingkat 8 dunia itu hanya mampu melaju hingga babak 16 besar.
Zii Jia yang tampil apik di fase grup dengan mengalahkan Brice Leverdez (Prancis) dan Artem Pochtarev (Ukraina), dipaksa menyerah di tangan juara bertahan, Chen Long pada babak selanjutnya. Dia kalah lewat pertarungan rubber game, 21-8, 19-21, dan 5-21.
Meskipun laju Zii Jia hanya sampai babak 16 besar, namun siapa yang menyangka kalau ternyata ia dijagokan salah satu legenda tunggal putra dunia, yakni Lin Dan.
Mengutip dari media The Star Malaysia, Lin Dan menyampaikan hal itu saat berdiskusi secara virtual dengan sahabat sekaligus mantan rival abadinya, Lee Chong Wei pada Senin (2/8/21).
“Awal tahun ini, saya menonton All England dan berpikir bahwa dia cukup impresif. Dia mampu mengatasi dua pemain top, Kento Momota, dan Viktor Axelsen dalam perjalanan menuju gelar,” ujar Lin Dan.
“Saya benar-benar berpikir dia memiliki peluang besar (di Olimpiade),” tambahnya.
Selain mengatakan hal itu, Lin Dan juga memberikan pendapat dan analisisnya mengenai penampilan Lee Zii Jia saat dikalahkan Chen Long. Menurutnya, pemain andalan Malaysia itu bermain sangat bagus, terlepas dari gim ketiga.
“Menurut saya, dia memainkan game pertama terlalu cepat. Dia gagal mengendalikan emosinya. Dan setelah menang dengan mudah, dia mungkin tidak mengharapkan Chen Long untuk melawan,” ucap Lin Dan.
“Di babak kedua, mungkin dia ingin menyelesaikan pertandingan. Tapi Chen Long sangat berpengalaman, tetap tenang, memainkannya poin demi poin. Di set ketiga, dengan kepercayaan diri yang meningkat, Chen Long menginjak gas dan mengambil kendali,” sambungnya.
Lin Dan menambahkan, berdasarkan pengalamannya, seorang pemain tidak boleh membiarkan lawannya unggul jauh. Jika itu terjadi, maka akan menemui kesulitan untuk bangkit.
“Dari pengalaman saya, Anda tidak bisa membiarkan lawan lari dengan keunggulan lima atau enam poin, akan sulit untuk membuat comeback,” jelas pemilik dua medali emas olimpiade ini.