Dikalahkan Antonsen, Ikon Bulutangkis Sri Lanka Ternyata Fans Berat Taufik Hidayat

Kamis, 16 Desember 2021 18:32 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor:
© Doc. BWF
Pebulutangkis Sri Lanka, Niluka Karunaratne adalah fans berat Taufik Hidayat. Copyright: © Doc. BWF
Pebulutangkis Sri Lanka, Niluka Karunaratne adalah fans berat Taufik Hidayat.

FOOTBALL265.COM – Pebulutangkis Sri Langka, Niluka Karunaratne, yang terhenti di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021 ternyata adalah pengagum legenda Indonesia, Taufik Hidayat. 

Sosok Niluka Karunaratne mencuri perhatian publik bulutangkis saat menghadapi unggulan ketiga dari Denmark Anders Antonsen di babak 32 besar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021, Kamis (16/12/21) dinihari WIB.

Meski kalah dari Antonsen secara straight gim dengan skor 21-11, 21-15, Niluka tetap mampu menunjukkan level permainan terbaiknya dalam tempo 39 menit.

Niluka mengaku puas dengan penampilannya. Menurutnya, ini adalah hasil dirinya menempa diri bersama tim Jerman di Mulheim selama enam pekan sebelum berangkat ke Huelva, Spanyol.

“Saya cukup senang dan bangga untuk mewakili negara saya di Kejuaraan Dunia lagi,” lanjutnya.

Pebulutangkis veteran 36 tahun tersebut memainkan Kejuaraan Dunia Bulutangkis pertamanya pada usia 15 tahun, tepatnya di tahun 2001. Saat itu Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia adalah satu kesatuan.

Satu hal yang paling dia ingat dalam debutnya, dia bisa menyaksikan langsung idolanya Taufik Hidayat mengalami cedera di tengah pertandingan melawan Hendrawan.

"Itu adalah waktu yang menyenangkan. Saya ingat Hendrawan memenangkan Kejuaraan Dunia. Saya penggemar berat Taufik Hidayat, dia pemain favorit saya," sambung Niluka.

"Saya ingat Hendrawan melawan Taufik di semifinal dan Taufik memimpin dengan beberapa poin dan kemudian dia cedera. Dia tidak bisa bergerak untuk poin berikutnya dan harus mundur dari pertandingan. Hendrawan melaju ke final dan mengalahkan Peter Gade.”

“Saya tidak memikirkan standar permainan, Anda bisa mengatakan ada pemain yang lebih baik dari Taufik atau Lee Chong Wei atau Lin Dan atau Peter Gade. Saya tidak berpikir siapa pun bisa bermain dengan intensitas kualitas permainan mereka."