Ditinggal Li Yongbo, Kepala Bulutangkis China Akui Timnya Kehilangan Dominasi
Masih melansir laman Sohu, saat ini Zhang Jun adalah seorang pelatih kepala di tim pelatnas bulutangkis China. Salah satu catatan dalam kepemimpinannya adalah beberapa sektor mengalami proses regenerasi yang lambat.
Seperti contohnya di sektor tunggal putra. Setelah Chen Long dan Shi Yuqi, tercatat belum ada pemain yang memiliki catatan setara dengan para seniornya.
Pada Piala Thomas 2020 lalu misalnya. Selain Shi Yuqi, China memiliki tunggal putra muda seperti Lu Guang Zu, hingga Li Shi Feng. Sayangnya, prestasi mereka masih jauh jika dibandingkan dua seniornya.
Zhang Jun percaya bahwa pelatnas bulutangkis China sedang kehilangan dominasinya. Tentu saja hal itu cukup jauh jika dibandingkan dengan kuatnya dominasi bulutangkis nasional pada puncak 2012.
Sekarang, China hanya bisa mengandalkan beberapa nama, seperti Wang Yilyu/Huang Dong Ping, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Chen Yufei, hingga Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Hanya saja, kekuatan bulutangkis di berbagai benua sekarang sudah merata. Bahkan banyak pebulutangkis berstatus ‘kuda hitam’ mampu mendominasi dan menjadi juara,
Seperti halnya Juara Dunia 2021 yang berhasil disabet oleh Loh Kean Yew. Munculnya sosok Lakshya Sen yang bisa menjadi runner up All England 2022, dan masih banyak lagi.
Jika kekuatan China masih sama, maka kemerosotan itu bisa saja akan berlangsung lama, dan hal itu tak diharapkan oleh Zhang Jun.
Pada akhir kalimat yang dilansir dari Sohu, Zhang Jun pun mengaku bahwa banyak orang dulu percaya bahwa kemerosotan bulutangkis China pada 2016 lantaran berada di bawah kepemimpinan Li Yongbo.
Hanya saja, sejak Li Yongbo mundur, situasi tim nasional tak juga membaik. Kini, kesuksesan Li Yongbo hanya bisa dikenang oleh Zhang Jun, sembari berharap bahwa tim nasional tidak terus mundur.