Pelatih Jepang Umbar Performa 'Tak Stabil' Momota Jelang BAC 2022, Ginting Ikut Disebut- sebut

Senin, 25 April 2022 15:28 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Yosef Bayu Anangga
© Naomi Baker/Getty Images
Pebulutangkis asal Jepang, Kento Momota, mendapat evaluasi dari pelatih Park Joo-bong jelang Badminton Asia Championship 2022. Copyright: © Naomi Baker/Getty Images
Pebulutangkis asal Jepang, Kento Momota, mendapat evaluasi dari pelatih Park Joo-bong jelang Badminton Asia Championship 2022.
Evaluasi Penampilan Kento Momota

Sebelum penampilan Kento Momota di Badminton Asia Championship 2022, pelatih tim nasional Jepang, Park Joo-bong,  mengoreksi kelemahan yang masih harus diperbaiki anak didiknya.

Menurutnya, Park Joo-bong juga menyinggung beberapa nama pemain yang saat ini menjadi lawan Kento Momota. Salah satunya adalah Anthony Ginting.

Hanya saja, menurutnya, menghadapi Anthony Ginting, Kento Momota memiliki ‘peluang’ dan strategi untuk bisa mengalahkannya.

“Pembukaan serangan masih lemah, bahkan (terakhir dia) hanya bisa mendapatkan sedikit poin karena kendala itu, seperti saat di All England 2022,” ungkap Park Joo-bong untuk ke Kento Momota.

“Pertahanannya juga masih kurang. Ada banyak pemain agresif sekarang seperti saingan Lee Zii Jia dan juara baru, Loh Kean Yew,”sambungnya.

“Sebelumnya juga ada Ginting dari Indonesia sebagai pemain dengan serangan yang kuat.  Tetapi karena dia (Anthony Ginting) berpostur kecil, dia (Momota) bisa (punya cara untuk) ‘memaksanya’ ke paruh kedua permainan,"

“Hanya saja, kondisinya, sekarang pemain bertipe serangan ofensif jadi lebih banyak dan lebih muda dengan fisik yang kuat,"lanjut Park Joo-bong.

“Saya pikir, itu hanya (perkara) seberapa jauh Anda bisa bertahan, tetapi jika pertandingan semakin baik, Momota akan kembali ke ritme terbaik.” pungkas Park Joo-bong.

Pada babak pertama Badminton Asia Championship 2022, Kento Momota akan berhadapan dengan tunggal putra Indonesia, Chico Aura Dwi Wardoyo.

Kento Momota jauh lebih diunggulkan secara ranking dan pengalaman. Namun kondsi mental yang tidak stabil dari wakil Jepang itu, membuat segalanya mungkin terjadi.