Blak-blakan Ginting usai Kalah di Final Piala Thomas: Lakshya Beda dengan Momota!

Minggu, 15 Mei 2022 15:40 WIB
Penulis: Martini | Editor: Prio Hari Kristanto
© PBSI
Blak-blakan Anthony Sinisuka Ginting usai kalah dari Lakshya Sen di final Piala Thomas 2022, Minggu (15/5/22) di mana ia mengaku tak bisa menerapkan strategi. Foto: PBSI Copyright: © PBSI
Blak-blakan Anthony Sinisuka Ginting usai kalah dari Lakshya Sen di final Piala Thomas 2022, Minggu (15/5/22) di mana ia mengaku tak bisa menerapkan strategi. Foto: PBSI

FOOTBALL265.COM - Blak-blakan Anthony Sinisuka Ginting usai kalah dari Lakshya Sen di final Piala Thomas 2022, Minggu (15/05/22). Ia mengaku tak bisa menerapkan strategi.

Sebagai tunggal pertama Indonesia di Piala Thomas 2022, Anthony Sinisuka Ginting diberi beban berat untuk meraih poin dan mempertahankan trofi bergengsi tersebut.

Awalnya, perjuangan Anthony Ginting bisa berjalan mulus. Ia bisa menang telak atas Lakshya Sen di game pertama, skor 21-8.

Namun di game kedua, saat berada di lapangan berangin, Ginting justru tak bisa menerapkan strategi dengan baik, sampai akhirnya kena comeback dan harus kalah.

Memasuki game ketiga, Anthony Ginting awalnya sudah tancap gas, tapi lagi-lagi saat bermain di lapangan yang berangin, atlet 25 tahun itu sulit menerapkan taktik.

Perkasa di game pertama, Anthony Ginting harus kalah tragis dengan skor 21-8, 17-21, 16-21 atas Lakshya Sen. Indonesia pun kini tertinggal 0-1 dari India di final.

Kekalahan itu tak pelak membuat Anthony Ginting kecewa. Ia mengakui kekalahannya dan berharap langkahnya tidak diikuti oleh pemain Indonesia lain di Piala Thomas 2022.

"Kecewa, saya merasa sangat kecewa tidak bisa sumbang angka di final. Padahal, ini adalah last battle, tapi saya kurang bisa memaksimalkan penampilan," ungkapnya.

"Gim ketiga, bisa dibilang masing-masing berada di setengah court yang enak dan tidak enak. Cuma saat unggul 12-8 saya kurang bisa menerapkan strategi."

"Saat menang angin, saya tetap mencoba menyerang, cuma saya agak buru-buru dan tidak bisa me-manage tenaganya. Saya jadi banyak melakukan kesalahan sendiri."