Gagal ke Final Kejuaraan Dunia, Fajar/Rian Akui Kena ‘Gendam’ Mental Juara The Daddies
Permainan cepat mereka seketika buyar saat Ahsan/Hendra mengubah strategi dengan memperlambat tempo sebelum counter-attack. Ini adalah sebuah kesalahan fatal.
“Di gim pertama itu memang kesalahan yang sangat fatal. Kita sudah unggul jauh 15-7 dan 20-18 tapi jadi kalah,” jelas Fajar.
“Itu menjadikan pelajaran yang sangat berharga buat ke depannya. Sebelum poin 21 memang harus fokus dan tidak boleh lengah.”
“Ahsan/Hendra mengubah strategi di akhir-akhir gim pertama dengan memperlambat tempo dan bermain balik serang. Di awal gim kita sudah nyaman karena mereka ikut pola kita yang cepat,” tambahnya.
Menambahkan Fajar Rian, Muhammad Rian Ardianto juga mengungkapkan bahwa Ahsan/Hendra sudah mengantongi strategi antisipasi saat mereka bermain cepat.
“Tadi gim ketiga kita mau menerapkan pola dengan no lob panjang tapi mereka sudah benar-benar antisipasi jadi kita banyak tertekan,” ungkap Rian.
“Ahsan/Hendra terlihat sangat fokus di turnamen ini. Di lapangan tidak mau kalahnya terasa,” pungkasnya.
Kekalahan ini pun jadi pelajaran berharga, terutama untuk turnamen mendatang yang kemungkinan mereka bakal bertemu Ahsan/Hendra lagi.
“Tidak puas karena harapan (untuk upgrade medali) itu ada dan kita juga sudah persiapan sebaik mungkin tapi memang tidak mudah mengalahkan pemain yang sudah berpengalaman di Kejuaraan Dunia apalagi Ahsan/Hendra belum pernah kalah sekali pun kalau main di sini,” ungkap Fajar.
“Semoga ke depan lebih konsisten. Hasil di sini memang tidak jelek tapi masih kurang bagus,” tutup Fajar Alfian.
Kalah dari Daddies, Fajar/Rian yang sudah mencapai 7 final dalam 11 turnamen musim 2022 ini memastikan mengamankan medali perunggu Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022.
Ini merupakan medali perunggu kedua yang berhasil diraih Fajar/Rian, setelah yang pertama mereka raih di edisi Basel, 2019 silam.