Walau sempat menolak untuk jadi pelatih bulutangkis, namun Pia Zebadiah Bernadet tak menampik bahwa ia masih ingin terjun ke lapangan dan menanti momentum saja.

Namun, duka datang di pertengahan bulan Juni 2021. Sang kakak, Markis Kido wafat di lapangan bulutangkis. Padahal beberapa hari sebelumnya, mereka masih bersua.

"Seminggu sebelum almarhum meninggal, dia menginap di rumah Mama saya, rumah saya berdampingan. Saya baru ngelahirin seminggu," ucap Pia pada host Yuni Kartika.

"Tiba-tiba dia nanya, elu mau ngapain habis ini. Saya kaget dong, ya ngurusin anak aja. Terus dia bilang, elu nggak mau ngelatih?"

"Kenapa kamu nggak mau coba karir ini, kamu senang kok di lapangan. Saya tahu kenapa kamu nggak mau melatih, kamu nggak percaya diri kan," kenang Pia.

"Saya cuma mikir, kenapa saya dibujuk buat ngelatih. Aneh. Uda bilang, kalau saya mau, nanti dia carikan, karena dunia saya tidak bisa lepas dari bulutangkis," kenangnya.

"Begitu almarhum nggak ada, saya baru kepikiran, apa saya harus coba dulu? Sudah setengah hidup saya di bulutangkis, kenapa harus saya tinggal?" curhat Pia Zebadiah.

Sejak saat itu, Pia Zebadiah membulatkan tekad untuk memulai karir sebagai pelatih bulutangkis. Bak gayung bersambut, atlet ganda putra, Marcus Gideon juga perlu seorang pelatih untuk akademi miliknya.

"Nggak lama, ada pihak Gideon Academy yang menawari istri almarhum. Dia bilang, apa kamu nggak mau coba? Saya kaget, apa ini jalan saya ya?" curhat Pia lagi.

"Saya chat Gideon, gue mau ngelatih dong, ketawa dia. Hah serius? Dari situ langsung cepat aja gitu. Dia bilang kamu kapan bisa melatih, langsung aja," tukas Pia Zebadiah.