Kisah Hidup Tragis bak Sinetron, Finalis Kejuaraan Dunia Junior ini Jadi Sorotan Media Asing
Tertulis headline di Indian Express sebagai berikut, “Obsesi untuk sukses: putus sekolah, menjual rumah, mengambil pinjaman, mengubah kebiasaan makan, membuat Sankar Muthusamy menjadi finalis Kejuaraan Dunia Junior.”
Sebelum mengutarakan utang keluarganya, Priyanka mengatakan bahwa S.Sankar Muthusamy Subramanian dididik keras sejak kecil untuk menggapai misi menjadi atlet badminton kelas dunia.
S.Sankar Muthusamy Subramanian dididik untuk belajar menulis, makan, dan bermain bulutangkis dengan kedua tangannya, meskipun dia sebenarnya kidal.
“Kami memaksanya untuk makan dengan tangan kanan, meskipun dia kidal. Ayah saya ingin dia tumbuh sebagai ambidextrous.” ucap Priyanka.
Sekadar diketahui, ambidextrous adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kedua tangan dengan sama-sama baik.
“Jadi awalnya dia bermain bulutangkis dengan kedua tangan, tetapi sedikit lebih nyaman dengan tangan kiri. Saat kami bermain kriket, dia bisa dengan mudah melakukan bowling dengan tangan kanan,”sambung Priyanka.
“Ketika bermain (bulutangksi) dan biaya perjalanan meningkat, kami menjual rumah, pindah ke tempat kontrakan," ujarnya menceritakan.
“Kami mengambil banyak pinjaman yang saya harap bisa dilunasi setelah hasil Kejuaraan Dunia Junior ini,” terang Priyanka.
“Saya tidak mengatakan bahwa kerabat dan sponsor tidak membantu, namun iut tidak pernah cukup ketika utang ada,” curhat Priyanka.
Apapun kisah hidup dari seorang S.Sankar Muthusamy Subramanian, tentunya menjadi sebuah inspirasi bahwa segala hasilmanis dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan,
Kini S.Sankar Muthusamy Subramanian adalah seorang perak Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2022 (Eye Level Cup), yang diharapkan bisa menjadi penerus tunggal putra India, dari Srikanth Kidambi hingga Lakshya Sen.
Sumber: Indian Express