Pernah 'Bunuh' Legendanya di Olimpiade, Media China Soroti Kemerosotan Carolina Marin
Sohu menjelaskan bahwa Li Xuerui mengalami cedera parah dalam laga tersebut, namun tak digubris oleh Carolina Marin. Teriakan-teriakannya menunjukkan bahwa dia tidak bersimpati terhadap apa yang menimpa Li Xuerui.
Akhirnya, Li Xuerui harus mengakui keunggulan Carolina Marin usai bermain straight gim dengan skor 21-14 dan 21-16. Namun, kekalahan ini mengundang kemaran fans China terhadap Marin.
“Penggemar China menghujat Marin selama bertahun-tahun, tetapi tanpa diduga, bahkan Tuhan tidak tahan lagi. Karier Marin benar-benar bergerak ke arah yang berlawanan,” tulis Sohu.
Seusai memenangi medali emas Olimpiade rio, Carolina Marin sempat menunjukkan dominasinya di kancah tunggal putri dunia. Dia bahkan mampu mencapai peringkat 1 dunia.
Tetapi itu hanya berlangsung singkat setelah Marin mengalami cedera ACL yang cukup serius. Situasi yang dialami Marin membuat fans China bertepuk tangan, Marin telah mendapat karmanya.
“… cederanya sangat serius, yang menyebabkan karirnya mengalami krisis, dan kondisinya menurun secara signifikan,” tulis Sohu.
Menurut Sohu, Marin saat ini mulai menyesuaikan diri dan berjuang bisa naik ke puncak performanya lagi. Namun, Marin bukanlah pemain yang jadi ancaman lagi bagi para pemain top.
Di sisi lain, China mulai bangkit setelah Li Xuerui memutuskan pensiun di usia 28 tahun pada Oktober 2019. Sejumlah tunggal putri top mulai lahir dalam beberapa tahun terakhir.
Sebut saja Chen Yu Fei (3), He Bing Jiao (5), Wang Zhi Yi(8), Han Yue (12), Zhang Yi Man (20), hingga Gao Fang Jie (120).