Kisah Inspiratif Legenda Bulutangkis Li Xuerui dan Ma Jin: Serupa Namun tak Sama
Kala berlatih bulutangkis di Sekolah Olahraga di China, Li Xuerui dikatakan sengaja memukulkan shuttlecock agar mengenai kepala temannya.
Untuk membalas teman-teman yang menjahili, Li Xuerui berlatih keras, yang justru membuat sang mentor, Li Xiang dan He Yilin, ngotot mempertahankan Li Xuerui di sekolah itu.
Singkat cerita, pujian pelatih dan dukungan keluarga pada akhirnya, membuat Li Xuerui meneruskan belajar bulutangkis meskipun dengan keterbatasan biaya.
Sampai akhirnya Li Xuerui baru mencintai bulutangkis saat meraih juara di turnamen bulutangkis Remaja di Chongqing China selama tiga tahun beruntun.
Capaian yang membuat Li Xuerui masuk ke tim nasional Asosiasi Bulutangkis China (CBA) dan diharapkan menjadi penerus Wang Yi Han, Wang Shi Xian, dan lain-lain.
Puncaknya, dengan kesungguhan yang dilakukan, Li Xuerui mampu meraih emas Olimpiade 2012 di Sydney usai mengalahkan seniornya, Wang Yi Han, di final.
Sayang, karena cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang dideritanya sejak semifinal Olimpiade 2016, penampilan Li Xuerui menurun drastis.
Li Xuerui sempat hiatus dua tahun dan comeback pada 2018 dengan hasil yang kurang cemerlang. Sampai akhirnya, dia memutuskan pensiun pada Oktober 2019.
Sampai akhir kariernya, Li Xuerui memiliki fakta bahwa dia belum sekalipun meraih medali emas di event bergengsi bulutangkis yakni Kejuaraan Dunia.
Capaian terbaiknya di Kejuaraan Dunia adalah menyabet perak pada edisi 2013 dan 2014. Meski demikian, Li Xuerui tetaplah legenda tunggal putri China.
Kisah yang sama juga dilalui oleh Ma Jin, yang bergelar legenda meskipun trofinya belum lengkap sampai pensiun. Selengkapnya di halaman ketiga.