'Kompak' Tersingkir dari All England 2023, Rinov/Pitha dan Vito Sesalkan Hal Ini

Rabu, 15 Maret 2023 10:25 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© PBSI
Dua wakil Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Shesar Hiren Rhustavito akui ada penyesalan usai tersingkir di babak pertama All England 2023. Foto: PBSI. Copyright: © PBSI
Dua wakil Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Shesar Hiren Rhustavito akui ada penyesalan usai tersingkir di babak pertama All England 2023. Foto: PBSI.

FOOTBALL265.COM – Dua wakil Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Shesar Hiren Rhustavito, akui ada penyesalan usai tersingkir di babak pertama All England 2023.

Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas gagal menyusul rekan-rekannya sesama wakil Merah-Putih lolos ke babak 16 besar turnamen BWF World Tour Super 1000.

Di laga pembuka yang berlangsung di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Selasa (14/03/23), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari harus tumbang di tangan ganda Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing.

Rinov/Pitha yang berperingkat 11 dunia itu bisa menunjukkan perlawanan sengit namun keduanya tunduk dari Kiann Meng/Pei Jing dalam dua gim dengan sekor 21-19 dan 21-18.

Hasil ini membuat Rinov/Pitha gagal menyusul jejak rekan sekompatriot mereka, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, yang menang di babak 32 besar All England.

Diungkapkan oleh Rinov Rivaldy, faktor nonteknis jadi penyebab utama kegagalan mereka menghadapi ganda campuran peringkat 6 dunia tersebut.

Baik Rinov maupun Pitha bermain setengah-setengah. Akibatnya, beberapa kesempatan mereka mampu memimpin skor justru mudah dikejar oleh Tan Kian Meng/Lai Pei Jing.

“Di gim pertama tadi ada faktor non teknis ya terutama dari saya. Harusnya tadi tidak boleh setengah-setengah, yakin saja apalagi kami dalam keadaan unggul,” ujar Rinov Rivaldy dari rilis resmi PBSI.

“Kalau dari hasil memang kami belum puas tapi dari segi nonteknisnya sudah berubah banyak walau masih ada ya. Kami mengambil positifnya di sini, ke depan harus fokus lagi,” lanjutnya.

Pitha Haningtyas Mentari menambahkan bahwa sebenarnya mereka berusaha membalikkan keadaan di gim kedua. Namun, beberapa poin justru berakhir mati sendiri padahal seharusnya bisa dimaksimalkan mati di area lawan.

“Di gim kedua kami mencoba membalikkan keadaan, coba menetralkan rasa-rasa yang kurang enak, kurang nyaman. Kami lawan itu semua,

"Tadi ada beberapa poin juga saya matinya bola gampang yang harusnya tidak mati. Kami sudah berusaha tapi memang belum berhasil,” Pitha menimpali.