Termasuk Kevin Sanjaya, 4 Pemain Bulutangkis dengan Servis Kontroversial yang Bikin Lawan Mati Kutu
Servis gaya forehand ala Greysia Polii berbuah medali emas Olimpiade. Teknik tersebut sebetulnya jarang dilakukan oleh para pemain ganda yang biasanya lebih umum memakai servis backhand.
Teknik servis backhand membuat kok tipis-tipis melewati net sehingga dianggap lebih aman. Sebaliknya, servis forehand membuat kok melewati net dengan lebih tinggi dan jika tanggung bisa langsung berbuah smash untuk lawan.
Namun tidak dengan Greysia Polii yang melatih servis teknik forehand sejak ia cedera bahu di tahun 2011. Ketika itu, Greysia menganggap servis backhand menjadi kelemahannya dan membuat performanya anjlok.
Maka dari itulah ia menerima saran dari sang pelatih, Eng Hian, untuk mulai melatih sevis dengan teknik forehand.
Christinna Pedersen
Christinna Pedersen adalah salah satu pemain yang kerap menggunakan teknik servis delay. Legenda ganda campuran dan putri asal Denmark ini bisa lebih dari sepuluh detik sebelum benar-benar melakukan servis.
Hal tersebut membuat lawan kesal dan tak jarang berbuah peringatan dari wasit. Salah satunya ketika ia dianggap melakukan pelanggaran oleh wasit di Kejuaraan Bulutangkis Eropa 2018.
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti juga pernah menjadi korban dari keganasan Christinna Pedersen saat berduet dengan Mathias Christiansen.
Bahkan dengan salah satu senjata servis delay itu, eks ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii juga menjadi salah satu korban Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl.